TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Batasan yang Perlu Diterapkan saat Curhat Masalah Keluarga

Jangan curhat ke sembarang orang, ya!

ilustrasi curhat saat ada masalah (Pexels.com/Liza Summer)

Intinya Sih...

  • Pilih cerita keluarga yang akan kamu bagikan dengan bijak. Jangan sampai terbawa emosi dan bercerita detail masalah pribadi.
  • Pilih teman curhat yang tepat untuk mendengar keluh kesahmu, agar privasimu tetap terjaga dan tidak tersebar ke orang lain.
  • Kendalikan diri saat bercerita, jangan sampai emosi menguasai sehingga membuat keputusan kurang rasional.

Ada kalanya, kamu membutuhkan sosok teman untuk berbagi cerita terkait masalah keluarga yang sedang kamu alami. Entah masalah dengan ayah, ibu, saudara kandung atau bahkan dengan keluarga besar. Setelah mengeluarkan segala keluh kesahmu, perasaan yang kamu rasakan akan lebih lega, jauh lebih baik, tidak ada perasaan yang membebanimu lagi.

Namun, demi kebaikanmu, terapkan batasan-batasan yang jelas sebelum kamu berkeluh kesah terkait masalah keluarga dengan teman curhatmu. Agar kamu tidak kebablasan yang kemudian menyesal telah bercerita panjang lebar. Nah, berikut ini lima batasan yang perlu kamu terapkan sebelum curhat terkait perasaanmu.

1. Memilah dengan bijak mana yang perlu dan tidak untuk kamu ceritakan

Meskipun kamu sudah terbiasa curhat dengan temanmu, namun batasan untuk bercerita juga harus teta ada. Pilih dengan bijak mana keluh kesah yang perlu kamu ceritakan dan tidak perlu. Jangan sampai kamu bercerita detail terkait masalah keluarga yang kamu hadapi ke teman curhatmu, ya.

Sebab, masalah keluarga, merupakan masalah pribadi yang tidak penting untuk temanmu ketahui. Jangan diartikan, kamu tidak bisa mempercayai teman curhatmu, namun akan lebih bijak jika kamu simpan saja masalah yang lebih pribadi. Jangan sampai terbawa emosi, hingga kamu membuka detail segala permasalahan keluarga kepada teman curhatmu.

2. Ceritakan keluh kesahmu kepada orang yang tepat

Demi kebaikanmu sendiri, pilihlah orang yang tepat untuk mendengar keluh kesahmu. Hal ini bermaksud untuk berjaga-jaga apabila ada kemungkinan buruk bisa saja terjadi. Misalnya, teman kamu malah menyebarkan masalah keluargamu, atau bahkan cerita yang tersebar melebar kemana-mana ke arah yang lebih negatif.

Maka dari itu, pilihlah teman curhat yang tepat, jangan sampai masalah pribadi keluargamu malah diketahui banyak orang. Pilihlah teman curhat yang bisa menjaga privasimu dengan baik. Sebab, meskipun kesal, dari hati yang terdalam kamu juga ada kewajiban untuk menjaga nama baik keluarga.

3. Analisis saran yang teman kamu berikan

Masalah keluarga yang tengah kamu hadapi, terkadang membuat jalan pikiran jadi kalut. Sehingga, ada kemungkinan kamu jadi kurang realistis dalam bercerita. Bagaimana pun juga, kamu harus mampu berpikir dengan objektif saat sedang curhat dengan temanmu.

Agar kamu tidak asal terima, saran yang teman kamu berikan terkait masalah keluargamu. Analisis solusi yang teman kamu berikan, apakah cara tersebut tepat untuk kamu terapkan? Pikirkan juga risiko-risiko apabila kamu mengikuti apa kata temanmu. Jangan mudah terpengaruh dengan saran orang lain, sebab yang lebih mengenalmu keluarga, tentu kamu sendiri.

Baca Juga: 3 Tips agar Anak Remaja Mau Deep Talk dengan Orangtua

4. Tidak melibatkan perasaan yang berlebihan

Saat dalam kondisi kalut dengan masalah keluarga yang dihadapi, kondisi emosionalmu jadi tidak stabil. Secara perlahan, kendalikan dirimu, agar tidak melibatkan perasaan yang berlebihan, misalnya mengatakan kalimat kasar kepada saudara kandungmu. Saat kondisi tidak stabil, keputusan yang kamu ambil kurang rasional.

Alhasil, kamu akan menyesali dengan penyelesaian yang kamu lakukan. Dengan melibatkan orang lain untuk mengetahui masalah keluargamu, bisa saja akan makin memperkeruh masalah. Malahan keluargamu akan berpikir, kamu lebih percaya dengan orang lain daripada keluarga kandungmu sendiri.

Verified Writer

Yovi Aprilia

Haii, sudah baca berapa lembar hari ini?

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya