ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)
Menyambung pemaparan Nurul, Psikolog Wirdatul Anisa, mengatakan hubungan toksik dalam keluarga dapat dihindari dengan membangun relasi positif antaranggota keluarga. Relasi positif ini juga diperlukan agar keluarga dapat berfungsi semestinya dalam mengatasi krisis.
Relasi positif, lanjut Winda, dapat dibangun dengan cara menjaga ketangguhan keluarga dan komunitas. Menurutnya ada enam hal yang dapat dilakukan untuk menjaga ketangguhan keluarga.
Pertama, memberikan apresiasi dan kasih sayang. Antara lain dengan memperhatikan anggota keluarga satu sama lain, menciptakan suasana yang bersahabat, saling menghargai dan menghormati, serta menyisipkan candaan dalam interaksi sehari-hari.
Kedua, komunikasi yang positif yang dapat dibangun lewat pujian dan ucapan terima kasih, berbagi perasaan yang tengah dialami, serta menahan diri untuk tidak saling menyalahkan.
Ketiga, komitmen anggota keluarga terkait kepercayaan, kejujuran, dan tanggung jawab terhadap peran masing-masing. Keempat, mengusahakan kesejahteraan spiritual dan nilai-nilai bersama dalam keluarga.
Kelima, meluangkan waktu untuk berbagi kesenangan bersama anggota keluarga. Keenam, mengelola stres dan krisis secara efektif, terbuka terhadap perubahan, dan resiliensi.