7 Tips Efektif Agar Anak Bergegas saat Diperintah Salat

- Orangtua bertanggung jawab mengajarkan anak untuk mencintai ibadah salat
- Anak cenderung meniru orang tua, jadi berikan contoh nyata dengan kesiapan dan antusiasme dalam melaksanakan salat
- Pilih kata-kata yang sederhana, hindari sindiran, dan libatkan anak dalam menata tempat salat untuk membentuk kebiasaan baik pada anak
Orangtua bertanggung jawab mengajarkan anak untuk mencintai ibadah salat. Namun, tantangan sering muncul saat anak enggan untuk melaksanakan salat, bahkan setelah dipanggil berkali-kali.
Solusinya bukan dengan paksaan, melainkan dengan pendekatan yang lembut dan penuh kasih sayang. Berikut adalah tujuh tips efektif agar anak mau bergegas saat diperintah salat, yang tidak hanya membantu anak disiplin tetapi juga menanamkan kecintaan pada salat sejak dini.
1. Ajak anak salat saat kondisi orangtua sudah siap

Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tua. Jika ingin anak segera salat, mulailah dengan memberikan contoh nyata. Pastikan sudah bersiap untuk salat sebelum mengajak anak, misalnya, ketika adzan berkumandang, berhenti dari aktivitas dan segera mengambil wudhu.
Saat anak melihat orangtua sudah siap dan antusias untuk salat, mereka akan merasa tergerak untuk mengikuti. Hindari memerintahkan anak, tetapi masih sibuk dengan pekerjaan atau perangkat elektronik, karena anak bisa merasa bahwa perintah tersebut tidak begitu penting.
2. Gunakan kalimat yang jelas dan tidak menyindir

Ketika mengingatkan anak untuk salat, pilihlah kata-kata yang sederhana, jelas, dan mengundang respons positif. Hindari sindiran atau nada marah yang justru membuat anak merasa tertekan.
Contoh kalimat positif adalah, “Sudah waktunya salat, Nak. Ayah tunggu di musala, ya.” Bandingkan dengan, “Kamu kok malas banget sih, disuruh salat ngeluh terus.” Kalimat sindiran hanya akan membuat anak enggan mengikuti. Ingat, cara berbicara kepada anak akan membentuk pola pikir mereka tentang salat.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

Lingkungan rumah memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan baik pada anak. Ciptakan suasana yang mendukung untuk salat dengan melibatkan anak dalam menata tempat salat mereka. Biarkan anak memilih sajadah, mukena, atau sarung yang disukai agar lebih bersemangat untuk melaksanakan salat.
Selain itu, jadikan waktu salat sebagai momen kebersamaan keluarga. Anak akan lebih mudah bergegas jika mereka melihat orangtua dan saudara-saudaranya juga melakukan hal yang sama. Keteladanan ini akan memperkuat pemahaman bahwa salat adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
4. Berikan penghargaan dari usaha anak

Memberikan penghargaan adalah cara yang efektif untuk memotivasi anak. Namun, penghargaan ini tidak selalu harus berupa hadiah fisik. Kadang-kadang, pujian tulus sudah cukup membuat anak merasa dihargai. Katakan sesuatu seperti, “Masyaallah, Ibu bangga sekali karena kamu sudah salat tepat waktu.”
Jika anak masih belajar untuk disiplin, bisa juga dengan menggunakan sistem reward sederhana. Misalnya, buat tabel pencapaian harian, di mana anak mendapat stiker setiap kali salat tepat waktu. Setelah mencapai target tertentu, berikan hadiah kecil, seperti waktu bermain tambahan atau mainan yang disukai anak.
5. Ajarkan pentingnya salat dengan cara yang menyentuh hati

Daripada sekadar memerintah, coba untuk menyentuh hati anak dengan cerita atau nasihat yang inspiratif. Ceritakan kisah-kisah Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya yang menggambarkan pentingnya salat dalam kehidupan sehari-hari.
Gunakan bahasa yang mudah dipahami anak dan kaitkan dengan kehidupan mereka. Contohnya, “Salat itu cara kita bilang terima kasih ke Allah, Nak. Allah yang kasih kita kesehatan, makanan, dan keluarga yang sayang sama kita.” Pendekatan ini akan membantu anak melihat salat sebagai wujud cinta kepada Allah, bukan hanya kewajiban semata.
6. Bersabar dan konsisten

Mengajarkan anak untuk salat tepat waktu membutuhkan kesabaran ekstra. Jangan mudah menyerah jika anak belum menunjukkan hasil yang diinginkan. Sebaliknya, teruslah mengingatkan mereka dengan cara yang baik dan konsisten.
Pahami bahwa setiap anak memiliki proses belajar yang berbeda. Jika mereka belum merespons ajakan dengan baik, jadikan ini sebagai kesempatan untuk introspeksi. Apakah sudah memberikan contoh yang cukup? Apakah cara mengingatkan sudah tepat? Ingatlah bahwa kebiasaan baik memerlukan pengulangan dan waktu untuk menjadi bagian dari rutinitas anak.
7. Doakan anak secara khusus

Sebagai orangtua, doa adalah kekuatan luar biasa yang bisa diberikan untuk anak. Berdoalah kepada Allah SWT agar anak diberikan hati yang lembut dan kecintaan terhadap salat. Mintalah agar Allah menjadikan mereka pribadi yang taat dan istiqamah dalam menjalankan ibadah.
Doakan anak dalam setiap kesempatan, terutama di waktu-waktu mustajab seperti sepertiga malam terakhir atau setelah salat. Ucapkan doa seperti, “Ya Allah, jadikanlah anakku termasuk golongan orang-orang yang mendirikan salat dengan ikhlas dan penuh cinta kepada-Mu.”
Mendidik anak untuk bergegas saat diperintah salat bukan hanya tentang membangun kebiasaan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai spiritual yang akan mereka bawa hingga dewasa. Ingatlah bahwa setiap usaha yang dilakukan tidak akan sia-sia di hadapan Allah SWT. Tetaplah bersabar, konsisten, dan terus berdoa agar anak menjadi generasi yang mencintai salat dan hidup dalam nilai-nilai Islam.