Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Cara Bijak Menyikapi Uang Saku yang Bertambah di Tahun Ajaran Baru

ilustrasi murid sekolah (pexels.com/Max Fischer)
Intinya sih...
  • Tetap ucapkan terima kasih pada orangtua atas tambahan uang saku, tunjukkan kesopanan sebagai anak
  • Sisihkan sebagian uang saku untuk ditabung, belajar menabung sejak dini
  • Jangan memamerkan tambahan uang saku pada teman-teman, gunakan dengan bijak dan jangan jadikan motivasi belajar

Tahun ajaran baru berarti kamu naik kelas. Tentu dirimu merasa senang karenanya. Kebahagiaanmu bertambah sebab di tahun ajaran baru ini uang sakumu juga mengalami kenaikan. Misalnya, dari 5 ribu rupiah per hari menjadi 10 ribu rupiah atau dari 10 ribu rupiah menjadi 15 ribu rupiah. 

Berapa pun kenaikannya membuatmu lebih antusias menghadapi semester pertama di kelas yang lebih tinggi. Biasanya orangtua memang mencari waktu yang pas buat menaikkan uang jajan anak. Tahun ajaran baru dipilih dengan pertimbangan makin tinggi kelasmu, makin banyak kebutuhanmu.

Untukmu yang menjadi murid kelas satu SMP atau SMA di tahun ini, sering kali sekolah barumu juga lebih jauh daripada sekolah sebelumnya. Jam pelajarannya pun mungkin lebih panjang. Tambahan uang saku diharapkan memudahkanmu memenuhi berbagai kebutuhan dari transportasi sampai jajan. Sikapi kenaikan uang saku ini sebijak mungkin dengan enam cara berikut.

1. Jangan lupa bilang terima kasih pada orangtua

ilustrasi keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Walaupun sudah menjadi kewajiban untuk orangtua memenuhi kebutuhanmu termasuk kasih uang saku, kamu harus tetap bilang terima kasih. Ini menunjukkan kesopananmu sebagai seorang anak. Tentu orangtua juga gak mengharapkan ucapan terima kasihmu.

Namun setiap kali kamu memperoleh kebaikan dari siapa pun, rasa terima kasih mesti diutarakan. Biar menjadi kebiasaanmu pada siapa saja, termasuk terhadap teman dan guru di sekolah. Ketika dirimu mengatakannya, orangtua mungkin terlihat kaget.

Mereka gak menyangka tambahan uang saku yang tidak seberapa pun amat disyukuri olehmu. Meski ekspresi keduanya yang tertangkap olehmu hanya keterkejutan, sesungguhnya diam-diam mereka pasti bahagia sekali. Orangtua telah berhasil membentuk karakter positif dalam dirimu. Tidak semua anak terbiasa bilang terima kasih pada orangtuanya. 

2. Bukan artinya harus dihabiskan, lebih banyak ditabung lebih baik

ilustrasi menabung (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Andai pun uang sakumu sebelumnya habis terus karena jumlahnya pas-pasan, uang saku yang sekarang mestinya bisa disisakan. Jangan justru berapa pun uang jajanmu pasti ludes. Masih dengan contoh uang sakumu per hari naik dari 10 ribu rupiah menjadi 15 ribu rupiah di luar ongkos transportasi. 

Kamu dapat menambah uang jajanmu menjadi 12 ribu rupiah saja. Selisih 3 ribu rupiahnya rutin ditabung. Kalau hari libur pun orangtua tetap memberi uang saku sebesar itu, dalam sebulan dirimu bisa menabung sampai seratusan ribu rupiah. Belum ditambah dengan uang pemberian orangtua atau saudara yang khusus buat tabungan.

Bahkan jika kamu lagi gak ingin jajan atau sudah membawa bekal, masukkan saja semua uang sakumu hari itu ke celengan. Rutin menabung gak cuma wajib buat orang yang sudah bekerja. Dirimu yang masih bersekolah pun kudu punya tabungan. Kalau sejak kecil kamu gak biasa menabung hingga besar pun pasti sulit melakukannya.

3. Utamakan buat beli peralatan sekolah atau bayar iuran kelas

ilustrasi melukis (pexels.com/Monstera Production)

Selama besaran uang saku lama masih cukup buat jajan, tambahannya sebaiknya jangan digunakan buat jajan lagi. Nanti kamu cuma kebanyakan jajan di sekolah yang belum tentu baik untuk kesehatan. Dirimu bisa memakai tambahan uang saku untuk membeli alat tulis yang rusak atau habis. Seperti beli serutan dan buku tulis.

Gak usah minta uang lagi ke orangtua jika kamu masih memiliki uang saku. Demikian juga ketika ada iuran kelas yang masih bisa ditutup dengan uang sakumu. Tindakan ini tampak sepele. Tapi dengan dirimu melakukannya berarti sudah membantu mengurangi pengeluaran kedua orangtua.

Sekalipun seandainya kamu minta uang lagi, orangtua juga tetap memberikannya. Kembangkan rasa pengertian terhadap orangtua. Apa pun pekerjaan orangtua, pengeluaran mereka tentu banyak. Bantuan kecil darimu yang memanfaatkan uang saku dengan baik akan sangat berarti bagi mereka.  

4. Jangan dipamerkan ke teman

ilustrasi bersama teman (pexels.com/RDNE Stock project)

Sesenang-senangnya kamu memperoleh tambahan uang saku, hati-hati jangan sampai memamerkannya pada teman-teman. Pamer apa pun merupakan perilaku yang gak terpuji. Apalagi bukannya prestasi yang ditunjukkan, malah uang saku. Itu semata-mata pemberian orangtua.

Bukan hasil jerih payahmu sendiri sehingga tak usah dipamerkan ke siapa pun. Kamu juga wajib memiliki kepekaan. Belum tentu kawan-kawanmu mendapatkan kenaikan uang saku di tahun ajaran baru. Bahkan mungkin ada di antara mereka yang sama sekali tidak membawa uang jajan.

Pertama masuk sekolah lagi, cerita hal-hal lain saja seperti kegiatanmu selama liburan. Atau, siapa saja guru baru di kelas ini. Soal uang sakumu yang menjadi berlipat gak usah disampaikan juga. Selain terkesan pamer, jangan sampai hal yang tidak diinginkan terjadi. Seperti uang sakumu yang ditinggal di tas mendadak hilang.

5. Tetap bawa bekal bila orangtua menyiapkannya

ilustrasi menyantap bekal (pexels.com/Yan Krukau)

Salah satu alasan orangtua menambah uang saku biasanya karena di kelas ini kamu bakal pulang lebih sore. Tambahan uang saku diharapkan bikin kamu gak bingung lagi jika perlu membeli makanan atau minuman di waktu istirahat. Tetapi kalau orangtua sudah biasa menyiapkan bekal, jangan lantas ditolak ya.

Dirimu tergoda buat jajan lebih banyak. Namun, tambahan uang saku dari orangtua mungkin belum cukup buatmu membeli makan besar di siang hari. Kamu gak akan kenyang bila hanya mengudap makanan ringan terus. Lagi pula, bekal buatan orangtua sudah pasti cocok di lidahmu. Tingkat kepedasannya sesuai dengan kekuatan perutmu.

Lauknya juga kesukaanmu. Kebersihannya jelas terjaga. Dengan tetap membawa bekal, uang sakumu tersisa lebih banyak. Celenganmu menjadi cepat penuh. Kecuali, tujuan orangtua memberikan uang saku ekstra memang agar dirimu makan siang di kantin sekolah. Seperti sekarang orangtua pagi sekali harus sudah berangkat kerja sehingga gak sempat bikin bekal.

6. Kudu siap bila sewaktu-waktu uang sakumu kembali ke semula

ilustrasi remaja laki-laki (pexels.com/Julia M Cameron)

Kenaikan uang sakumu di tahun ajaran baru merupakan kabar menyenangkan. Akan tetapi, siapkan pula dirimu apabila suatu saat nanti uang jajanmu mesti dikurangi bahkan sampai balik ke nominal semula karena berbagai penyebab. Contohnya, tahun berikutnya adikmu ternyata gak masuk sekolah negeri melainkan swasta.

Otomatis biayanya menjadi jauh lebih besar. Meski orangtua sudah berusaha keras mencari uang agar tidak mengurangi uang sakumu, ternyata belum berhasil. Atau, pekerjaan orangtua sedang bermasalah dan pendapatan ikut terhambat. Meski ada sedihnya, ikhlaskan saja bila uang sakumu kudu dipotong.

Ingat bahwa dulu dirimu bisa cukup dengan uang saku kecil. Maka sekarang pun kamu pasti dapat bertahan dengan uang segitu. Walaupun tahun sudah berganti dan ada jajanan yang naik harga, kini saatnya keluargamu hidup lebih prihatin. Syukuri saja kamu masih mendapat uang saku meski jumlahnya menurun.

Memperoleh tambahan uang saku tentu menyenangkan. Tapi jangan menjadikannya sebagai motivasi belajar. Berapa pun uang jajanmu, semangat belajar mesti tetap tinggi. Gunakan uang saku yang lebih besar secara bijak. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us