Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Ini Kerap Dipakai untuk Menghindari Tanggung Jawab Finansial

ilustrasi menghindari tanggung jawab finansial (unsplash.com/Narissa de Villiers)
Intinya sih...
  • Tanggung jawab finansial adalah bagian penting dalam mencapai kestabilan hidup pribadi dan profesional.
  • Mengatur keuangan bisa dimulai dari langkah kecil, seperti mencatat pengeluaran harian dan memprioritaskan kebutuhan utama.
  • Usia muda adalah waktu terbaik untuk mempersiapkan stabilitas finansial dan belajar dari kesalahan untuk memanfaatkan efek compounding dalam investasi.

Tanggung jawab finansial adalah hal yang tidak bisa dihindari seiring bertambahnya usia dan kebutuhan hidup. Namun, kenyataannya, banyak orang sering mencari alasan untuk menghindarinya. Padahal, menghadapi dan menyelesaikan kewajiban finansial adalah bagian penting dalam mencapai kestabilan hidup, baik secara pribadi maupun profesional.

Menghindari tanggung jawab finansial mungkin terasa seperti jalan pintas yang mengurangi tekanan, tapi dampaknya bisa panjang. Alasan-alasan yang digunakan untuk membenarkan tindakan ini seringkali lebih menyerupai pembenaran daripada solusi nyata. Berikut ini adalah lima alasan umum yang digunakan banyak orang untuk menghindari tanggung jawab finansial dan bagaimana kalian bisa mengatasinya.

1. "Gajiku pas-pasan, gak cukup untuk menabung."

ilustrasi menghindari tanggung jawab finansial (unsplash.com/Shlomi Glantz)

Banyak orang merasa bahwa penghasilan mereka terlalu kecil untuk menabung atau mengelola keuangan dengan baik. Alasan ini sering digunakan untuk membenarkan pengeluaran tanpa perencanaan atau bahkan mengabaikan kewajiban seperti membayar utang. Padahal, tanggung jawab finansial bukan hanya soal jumlah uang yang kalian miliki, tapi juga bagaimana kalian mengelolanya.

Memang, dengan gaji yang pas-pasan, mengatur keuangan bisa menjadi tantangan. Namun, solusinya adalah memulai dari langkah kecil, seperti mencatat pengeluaran harian dan memprioritaskan kebutuhan utama. Dengan memahami pola pengeluaran, kalian bisa mulai menyisihkan sedikit demi sedikit, meskipun jumlahnya kecil. Ingat, konsistensi jauh lebih penting daripada jumlah besar yang tidak terencana.

2. "Aku masih muda, gak perlu mikirin keuangan sekarang."

ilustrasi menghindari tanggung jawab finansial (unsplash.com/Zhen Yao)

Usia muda sering dianggap sebagai waktu untuk bersenang-senang dan menikmati hidup tanpa harus memikirkan tanggung jawab besar seperti keuangan. Pemikiran ini kerap menjadi alasan untuk menunda perencanaan finansial, dengan asumsi bahwa masih ada banyak waktu di masa depan untuk memperbaiki keadaan.

Faktanya, justru masa muda adalah waktu terbaik untuk mulai mempersiapkan stabilitas finansial. Dengan memulai lebih awal, kalian memberi diri kalian sendiri waktu untuk belajar dari kesalahan dan memanfaatkan efek compounding dalam investasi. Menghindari tanggung jawab finansial di usia muda hanya akan membuat beban itu semakin berat di masa depan.

3. "Aku gak punya utang, jadi gak perlu rencana keuangan."

ilustrasi menghindari tanggung jawab finansial (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)

Tidak memiliki utang sering dianggap sebagai tanda kestabilan finansial, sehingga banyak orang merasa tidak perlu membuat rencana keuangan lebih lanjut. Padahal, tanggung jawab finansial bukan hanya soal melunasi utang, tapi juga mempersiapkan kebutuhan di masa depan, seperti dana darurat, pensiun, atau pendidikan anak.

Tanpa rencana keuangan yang jelas, kalian berisiko menghadapi situasi darurat tanpa cadangan finansial yang memadai. Ini bisa memaksa kalian berutang atau mengorbankan tujuan jangka panjang. Jadi, meskipun kalian tidak memiliki utang, penting untuk tetap merencanakan keuangan demi menghadapi segala kemungkinan di masa depan.

4. "Aku gak tahu harus mulai dari mana."

ilustrasi menghindari tanggung jawab finansial (unsplash.com/Narissa de Villiers)

Ketidaktahuan sering menjadi alasan utama untuk menghindari tanggung jawab finansial. Banyak orang merasa bingung dengan istilah-istilah keuangan atau langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatur keuangan mereka. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk menghindar daripada mencoba mempelajari hal-hal baru.

Jika kalian merasa bingung, mulailah dengan hal-hal sederhana, seperti mencatat pengeluaran, membuat anggaran, atau membuka rekening tabungan. Kalian juga bisa mencari sumber belajar yang mudah diakses, seperti buku atau konten online. Ingat, tanggung jawab finansial adalah proses belajar, dan setiap langkah kecil yang kalian ambil adalah kemajuan.

5. "Aku ingin menikmati hidup tanpa stres memikirkan uang."

ilustrasi menghindari tanggung jawab finansial (unsplash.com/Sam Williams)

Banyak orang menganggap perencanaan keuangan sebagai sesuatu yang membatasi kebebasan dan menambah stres. Mereka lebih memilih hidup di saat ini tanpa memikirkan masa depan, dengan alasan bahwa uang bukanlah segalanya dalam hidup.

Namun, menikmati hidup dan mengelola keuangan tidak harus saling bertentangan. Dengan perencanaan yang baik, kalian justru bisa menikmati hidup tanpa merasa cemas tentang keuangan di masa depan. Perencanaan finansial yang bijak memungkinkan kalian untuk memprioritaskan pengeluaran, menikmati momen sekarang, dan tetap merasa tenang menghadapi hari esok.

Menghindari tanggung jawab finansial mungkin terasa mudah untuk sementara waktu, tapi dampaknya bisa sangat merugikan di masa depan. Setiap alasan yang digunakan untuk menghindar sebenarnya bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana dan komitmen untuk belajar.

Ingat, tanggung jawab finansial adalah investasi untuk diri kalian sendiri dan masa depan. Dengan memahami dan menghadapi kewajiban ini, kalian tidak hanya membangun kestabilan hidup, tetapi juga membuka jalan menuju kebebasan finansial yang sesungguhnya. Jadi, yuk mulai sekarang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us