tetenger atau tanda sejarah Yogya Kembali di Jalan Malioboro (IDN Times/Dyar Ayu)
Peristiwa Yogya Kembali yang ditandai dengan perjanjian Roem Royen patut dikenang dan diketahui oleh seluruh rakyat karena ini adalah momen penting di mana Indonesia berhasil mempertahankan kedaulatannya. Selepasnya dari momen tersebut, ada langkah penting yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Keamanan.
Pada 30 Juni 1949, beliau mengumumkan proklamasi kedua yang menguatkan proklamasi pertama yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta sebelumnya. Langkah ini diambil guna tidak adanya kekosongan pemerintahan sebab baik Soekarno dan Hatta masih berada di pengasingan akibat ulah Belanda. Isi dari proklamasi tersebut adalah:
Pada hari Kamis tanggal 30 Juni 1949 kekuasaan pemerintah di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta kembali di tangan pemerintah Republik Indonesia, yang berkedudukan lagi di Ibu Kota Yogyakarta. Atas penetapan Paduka Yang Mulia Presiden, Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia, maka buat sementara waktu kekuasaan pemerintah republik, baik sipil maupun militer, di Daerah Istimewa Yogyakarta dipegang dan dijalankan oleh Menteri Negara Koordinator Keamanan dengan dibantu oleh segala badan pemerintahan dan alat kekuasaan serta pegawai negeri yang ada dan yang akan datang di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Segala badan dan peraturan negara Republik Indonesia yang ada sebelum hari dan tanggal pengembalian kekuasaan di tangan pemerintah Republik Indonesia, langsung berlaku selama tidak diadakan ketentuan lain.
Setelah keadaan mengizinkan, maka segera Paduka Yang Mulia Presiden, Paduka Yang Mulia Wakil Presiden serta anggota-anggota pemerintah Republik Indonesia lainnya akan kembali ke Yogyakarta.
Yogyakarta, 30 Juni 1949
Atas nama Presiden Republik Indonesia, Menteri Negara Koordinator Keamanan, Hamengku Buwono IX
Untuk mengenang dan memaknai peristiwa Yogya Kembali, kamu tak cuma bisa datang ke Monjali atau Monumen Serangan Umum 1 Maret, tapi juga dengan melihat tetenger atau tanda sejarah Yogya Kembali yang terletak di Jalan Malioboro. Tetenger ini berbentuk sebuah batu besar dari Merapi yang bertuliskan, 'Dengan jaminan tidak ada letusan senjata, Sri Sultan Hamengku Buwono IX Memutuskan, Di sinilah garis batas penarikan Tentara Belanda Dari Yogyakarta Sebagai Ibu Kota Republik Indonesia Pada Tanggal 29 Juni 1949.'