Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dokter bedah (unsplash.com/Jafar Ahmed)
ilustrasi dokter bedah (unsplash.com/Jafar Ahmed)

Intinya sih...

  • UMY membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah untuk menjawab kekurangan dokter spesialis di Indonesia.

  • Pendirian program ini disetujui karena kebutuhan mendesak, arahan pemerintah, dan didukung oleh jejaring rumah sakit serta tenaga subspesialis.

  • Program PPDS Bedah menjadi bagian dari visi UMY sebagai entrepreneurial university yang unggul di bidang kesehatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times – Kekurangan dokter spesialis masih menjadi tantangan besar dalam pelayanan kesehatan Indonesia. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi memperoleh izin pendirian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah.

Langkah ini menjadi komitmen UMY dalam mendukung pemenuhan tenaga medis di tanah air sekaligus memperkuat kualitas pendidikan kedokteran nasional. Program tersebut akan mulai menerima mahasiswa baru pada Tahun Akademik 2025/2026.

1. Disetujui karena kebutuhan mendesak dan arahan pemerintah

Prof. Faris Al-Fadhat, Ph.D. (umy.ac.id)

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Universitas dan Al-Islam Kemuhammadiyahan UMY, Prof. Faris Al-Fadhat, menegaskan bahwa pendirian program ini selaras dengan kebutuhan masyarakat serta arahan pemerintah.

“Sebaran dokter saja masih belum mencukupi, apalagi dokter spesialis. Pemerintah sudah menargetkan 150 program studi PPDS baru, dan UMY termasuk yang paling progresif dengan mengajukan 10 program sekaligus. Bedah menjadi yang pertama disetujui karena sudah kami ajukan sejak tahun 2024,” ujarnya, Rabu (10/9/2025) dilansir laman resmi UMY.

Pendirian dilakukan melalui proses bertahap, mulai dari penyusunan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE), analisis kebutuhan kesehatan nasional, hingga perumusan profil lulusan.

2. Didukung jejaring rumah sakit dan tenaga subspesialis

RS PKU Muhammadiyah Gamping. (muhammadiyah.or.id)

Faris menjelaskan bahwa salah satu syarat mendirikan PPDS adalah ketersediaan tenaga pengajar dari kalangan subspesialis. UMY disebut telah memenuhi kebutuhan tersebut.

“Untuk mendirikan PPDS dibutuhkan tenaga subspesialis sebagai pengajar, dan jumlahnya memang masih terbatas di Indonesia. Namun alhamdulillah, UMY telah memiliki SDM yang memadai serta dukungan dari jejaring rumah sakit, termasuk dokter subspesialis yang siap mengajar,” tambahnya.

RS PKU Muhammadiyah Gamping menjadi rumah sakit utama, dengan dukungan dari RSUD Yogyakarta dan beberapa rumah sakit jejaring lainnya.

3. Jadi bagian dari visi UMY sebagai entrepreneurial university

Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Faris, kehadiran PPDS Bedah melengkapi jalur pendidikan kedokteran UMY mulai dari sarjana, profesi, hingga spesialis. Program ini juga diharapkan memperkuat riset serta inovasi di bidang kesehatan, khususnya untuk penanganan kasus bedah di daerah rawan bencana.

“Kami ingin dokter spesialis lulusan UMY tidak hanya mumpuni secara akademik, tetapi juga mampu memberikan solusi atas persoalan kesehatan di Indonesia,” ujar Faris.

Selain PPDS Bedah, UMY saat ini juga menunggu izin untuk sembilan program spesialis lain, seperti Obstetri dan Ginekologi, Anestesiologi, Radiologi, Neurologi, Ortopedi, Kedokteran Keluarga, Kesehatan Mata, Kesehatan Anak, dan Penyakit Dalam.

Dengan pendirian program ini, UMY menegaskan visinya sebagai entrepreneurial university yang unggul di bidang kesehatan. “Program spesialis ini bukan sekadar meningkatkan reputasi akademik, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkas Faris.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team