5 Teknik Belajar Spaced Repetition agar Ingat Lebih Lama

- Metode spaced repetition memanfaatkan interval waktu untuk pengulangan materi, membantu otak menyimpan informasi jangka panjang.
- Aplikasi flashcard seperti Anki, Quizlet, atau Brainscape dapat membantu menerapkan spaced repetition, memberikan pengulangan otomatis berdasarkan tingkat kesulitan materi.
- Spaced repetition efektif jika dilakukan dengan interval waktu yang tepat, digabungkan dengan active recall, dan tidak harus dilakukan dalam sesi belajar panjang.
Pernah merasa belajar sesuatu tapi besoknya sudah lupa lagi? Atau susah banget mengingat materi padahal sudah baca berulang kali? Masalahnya mungkin bukan pada seberapa keras usaha mengingat, tapi pada cara dan waktu yang tepat untuk mengulang informasi. Nah, teknik spaced repetition (pengulangan berjeda) bisa jadi solusinya. Metode ini memanfaatkan cara kerja otak untuk menyimpan memori jangka panjang dengan lebih efektif.
Daripada sekadar menghafal banyak hal dalam satu malam, spaced repetition mengatur pengulangan materi dalam interval waktu tertentu. Teknik ini sudah dibuktikan oleh ilmuwan seperti Hermann Ebbinghaus lewat Forgetting Curve, yang menunjukkan bahwa ingatan manusia punya pola meluruh kalau gak di-refresh. Dengan kebiasaan ini, informasi bakal lebih melekat di otak tanpa perlu usaha ekstra. Yuk, simak lima tips melakukan teknik spaced repetition yang bisa langsung dipraktikkan!
1. Gunakan aplikasi flashcard digital

Salah satu cara termudah menerapkan spaced repetition adalah dengan memanfaatkan aplikasi flashcard seperti Anki, Quizlet, atau Brainscape. Aplikasi-aplikasi ini sudah dirancang untuk mengatur jadwal pengulangan otomatis berdasarkan tingkat kesulitan materi. Misalnya, kartu yang sering salah akan muncul lebih sering, sementara yang sudah dikuasai muncul dalam interval waktu yang lebih lama.
Gak hanya praktis, flashcard digital juga fleksibel karena bisa diakses di mana saja lewat smartphone. Bisa digunakan saat menunggu antrean, naik transportasi umum, atau sebelum tidur. Dengan konsisten mengisi dan mengulang flashcard, otak akan terbiasa mengonsolidasikan informasi secara bertahap. Bonusnya, metode ini juga mengurangi rasa bosan karena materinya disajikan dalam potongan kecil yang mudah dicerna.
2. Buat jadwal pengulangan yang terstruktur

Spaced repetition hanya efektif jika dilakukan dengan interval waktu yang tepat. Pengulangan materi sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu yang semakin panjang. Misalnya, sehari setelah belajar, lalu tiga hari kemudian, seminggu, sebulan, dan seterusnya. Jadwal ini membantu otak memperkuat memori tepat sebelum informasi mulai memudar.
Buat yang gak mau ribet, bisa menggunakan sistem sederhana seperti Leitner Box—kotak fisik atau digital untuk mengelompokkan materi berdasarkan tingkat penguasaan. Materi yang belum dikuasai dipindahkan ke grup pengulangan yang lebih sering, sementara yang sudah lancar bisa ditunda. Kuncinya adalah disiplin mengikuti jadwal tanpa menunda-nunda. Lama-kelamaan, kebiasaan ini akan membuat proses mengingat terasa lebih alami dan minim stres.
3. Gabungkan dengan active recall

Spaced repetition akan lebih ampuh jika digabungkan dengan active recall, yaitu teknik mengingat informasi dengan mencoba memunculkannya dari memori tanpa melihat catatan. Misalnya, setelah membaca satu bab buku, coba tutup bukunya dan tulis poin-poin penting yang diingat. Baru kemudian cek kembali mana yang terlewat atau keliru.
Metode ini memaksa otak bekerja lebih keras dibanding sekadar membaca ulang, sehingga memperkuat koneksi saraf yang terkait dengan memori tersebut. Jika dilakukan berulang dalam interval spaced repetition, hasilnya akan jauh lebih optimal. Bonusnya, active recall juga melatih kemampuan berpikir kritis karena mengharuskan otak mengorganisasi informasi secara mandiri.
4. Manfaatkan waktu luang untuk micro-review

Siapa bilang spaced repetition harus dilakukan dalam sesi belajar panjang? Justru, mengulas materi dalam waktu singkat tapi sering lebih efektif daripada marathon learning. Manfaatkan waktu-waktu kosong, seperti pas lagi sarapan, sebelum tidur, atau bahkan di toilet untuk quick review materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Contoh simpel yaitu buka catatan atau flashcard selama 5 menit di pagi hari, lalu ulas lagi malamnya. Dengan begitu, otak terus-terusan diingatkan tanpa merasa terbebani. Kebiasaan ini juga mengurangi mental load karena informasi disegarkan sedikit demi sedikit, bukan sekaligus dalam jumlah besar. Lama-lama, materi yang diulang bakal tersimpan di memori jangka panjang tanpa perlu usaha ekstra.
5. Evaluasi dan sesuaikan dengan kemajuan belajar

Gak semua materi butuh frekuensi pengulangan yang sama. Makanya, penting untuk rutin mengevaluasi seberapa jauh pemahaman terhadap suatu topik. Kalau suatu konsep udah benar-benar dikuasai, interval pengulangannya bisa diperpanjang. Sebaliknya, kalau masih sering lupa, berarti perlu lebih sering di-review.
Tools seperti progress tracker atau catatan sederhana bisa membantu memantau materi mana yang masih lemah. Jangan sungkan buat mengubah jadwal atau metode pengulangan sesuai kebutuhan. Fleksibilitas ini bikin spaced repetition jadi lebih personal dan efektif, karena disesuaikan dengan ritme belajar masing-masing.
Spaced repetition bukan cuma teknik belajar, tapi kebiasaan yang bisa mengubah cara otak menyimpan informasi. Dengan lima strategi di atas, mengingat materi bakal jadi lebih efisien, minim stres, dan bertahan lama. Kuncinya adalah konsistensi, jangan berharap hasil instan, tapi percaya bahwa pengulangan bertahap bakal bawa hasil maksimal.