ilustrasi perempuan bercermin sambil tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Menurut Sedyawati dalam Budaya Indonesia, Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah (2006), kearifan lokal adalah kearifan dalam kebudayaan tradisional suku-suku bangsa. Dalam arti luas ini bisa berupa norma dan nilai budaya, dan segala unsur gagasan termasuk keterlibatan teknologi hingga estetika.
Wujud kearifan lokal dalam tari Golek Ayun-ayun terdapat pada unsur tata rias dan busana, serta geraknya yang penuh makna. Berikut pembahasannya.
- Nilai budaya dalam hubungannya manusia dengan Tuhan
Adanya ketaqwaan dalam unsur geraknya yaitu diawali dan diakhiri dengan gerak Sembahan. Manusia hendaknya selalu ingat kepada Yang Maha Kuasa dan bersyukur atas segala hal yang dimilikinya. Gerak ini juga menunjukkan rasa hormat kepada Sang Pencipta.
- Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat
Dalam unsur tata busananya penari mengenakan selendang yang bermakna agar gadis atau manusia umumnya mampu bersosialisasi dengan baik. Ini juga terdapat ajaran tentang sikap menghargai, toleransi, menjaga batasan diri, dan siakp sosial lainnya sehingga tercipta lingkungan yang harmonis.
- Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri
Manusia memiliki hasrat dan harapan, untuk mewujudkannya perlu diiringi sikap menyayangi diri. Dalam tarian ini hal tersebut ditunjukkan dari unsur-unsur yang ada seperti berhias, berbusana, menjaga kesetiaan untuk kebaikan diri, mampu mengendalikan hawa nafsu, memiliki keteguhan hati, dan menghargai diri sendiri.
Tari Golek Ayun-ayun lebih dari pertunjukan, di dalamnya terdapat cerminan nilai-nilai kearifan lokal budaya. Tata rias, busana, dan gerakannya mengandung makna tentang pencarian jati diri seorang perempuan beranjak dewasa, sekaligus mengajarkan norma-norma kebaikan.
Dengan mengetahui makna dan nilai-nilainya, tertarik ikut menjaga warisan budaya ini? Mari, ikut berkontribusi dengan punya rasa cinta terhadap seni tradisional Indonesia.
Sumber Referensi:
Sedyawati, Edy. 2006. Budaya Indonesia, Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Widayanti, S. (2016). Beksan Golek Ayun-Ayun Gaya Yogyakarta Dalam Perspektif Aksiologi. Jurnal Filsafat, 25(2), 197–219. https://doi.org/10.22146/jf.12677