Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Tahapan Mengajari Anak Menulis Kreatif, Mulai dari Imajinasi

ilustrasi menemani anak menulis (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Mulai dari membaca buku cerita dengan intonasi menyenangkan
  • Ajak anak bercerita lisan untuk melatih berpikir kreatif dan percaya diri
  • Kenalkan elemen dasar cerita, mulailah dengan cerita mini dan hargai setiap usaha mereka

Menulis kreatif untuk anak itu seperti memberi mereka kunci ke dunia penuh warna yang bisa mereka ciptakan sendiri. Tapi, jangan bayangkan ini proses yang instan. Anak butuh waktu untuk mengenal, memahami, dan menyukai kegiatan ini. Disinilah peranmu sebagai pendamping penting banget.  

Kalau kamu ingin mengajak anak masuk ke dunia menulis kreatif, ada beberapa tahapan yang bisa membantu mereka merasa nyaman dan semakin percaya diri. Yuk, kita bahas satu per satu!

1. Ciptakan momen bercerita lewat buku

ilustrasi membaca buku untuk anak (pexels.com/Kindel Media)

Semua dimulai dari membaca. Pilih buku cerita dengan tema seru yang sesuai usia anak. Bacakan dengan intonasi menyenangkan, lalu diskusikan isinya bersama mereka.  

Kegiatan ini gak cuma bikin anak menikmati cerita, tapi juga menginspirasi mereka untuk berimajinasi. Dari sinilah bibit kreativitas mulai tumbuh, karena anak belajar bagaimana cerita bisa mengalir dari awal hingga akhir.

2. Biarkan mereka bercerita dulu sebelum menulis

ilustrasi bercerita kepada anak (pexels.com/Ron Lach)

Sebelum mengajarkan mereka menulis, ajak anak untuk bercerita secara lisan. Beri mereka pertanyaan seperti, ‘Kalau kamu jadi penjelajah luar angkasa, apa yang bakal kamu temukan?’ 

Ini cara sederhana untuk melatih anak berpikir kreatif dan mengasah kemampuan mereka merangkai ide. Bonusnya, mereka juga jadi lebih percaya diri karena merasa didengar.

3. Ajarkan dasar-dasar cerita dengan cara sederhana

ilustrasi menemani anak menulis (pexels.com/Yan Krukau)

Setelah anak nyaman bercerita, kenalkan elemen dasar sebuah cerita. Tokoh utama, tempat kejadian, konflik, dan penyelesaian. Jangan beri teori yang rumit, cukup pakai contoh sederhana dari cerita favorit mereka.  

Misalnya, ‘Si tokoh ini siapa ya? Kenapa dia harus menyelamatkan desa?’ Dan akhirnya ‘gimana ceritanya selesai?’ Anak jadi lebih paham alur cerita tanpa merasa tertekan.

4. Mulai dari cerita mini yang singkat

ilustrasi anak sedang menulis (pexels.com/Annushka Ahuja)

Untuk tahap awal, gak perlu langsung minta anak bikin cerita panjang. Mulailah dari cerita mini, misalnya deskripsi tokoh favorit mereka atau cerita tentang hari yang menyenangkan di taman.  

Biarkan mereka bebas menulis tanpa takut salah. Pada tahap ini, yang penting mereka menikmati prosesnya, bukan sempurna hasilnya.  

5. Beri dukungan, bukan kritik yang menjatuhkan

ilustrasi menemani anak menulis (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saat anak mulai menulis, hargai setiap usaha mereka. Jangan langsung mengkritik tata bahasa atau ejaan. Fokuslah pada cerita yang mereka ciptakan.  

Kalau ada yang kurang, tanyakan dengan nada positif, ‘Seru nih! Kalau misalnya ada monster di sini, ceritanya jadi gimana ya?’ Anak akan merasa dihargai dan semakin semangat menulis.  

6. Bantu mereka mengembangkan cerita lebih dalam

ilustrasi anak sedang menulis (pexels.com/Sunvani Hoáng)

Setelah anak selesai menulis, ajak mereka membaca kembali ceritanya. Berikan masukan ringan untuk membantu mereka mengembangkan cerita lebih detail, seperti menambah deskripsi suasana atau memperjelas dialog antar tokoh.  

Pendekatan ini mengajarkan anak bahwa tulisan bisa selalu diperbaiki, dan proses menulis itu sendiri adalah bagian dari keseruan. 

7. Ajak anak membagikan karyanya

ilustrasi anak dan orangtua bersama gadget (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Langkah terakhir, beri anak kesempatan untuk menunjukkan hasil karyanya. Bisa dengan membacakan cerita di depan keluarga, menulisnya di jurnal khusus, atau bahkan mencetaknya jadi buku kecil.  

Momen ini bikin mereka merasa bangga sekaligus termotivasi untuk terus menulis. Dukunganmu akan jadi dorongan besar buat kreativitas mereka berkembang.  

Menulis kreatif untuk anak itu seperti menanam benih. Awalnya mungkin kecil, tapi dengan dukungan yang konsisten, benih itu bisa tumbuh jadi pohon besar yang berbuah manis. Jadi, yuk, mulai perjalanan menulis kreatif dengan anakmu sekarang! Siapa tahu, kelak dia jadi penulis hebat yang karyanya dinikmati banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us