Sosok KH As'ad Humam, Tokoh Kotagede di Balik Buku Iqro

Intinya sih...
- As'ad Humam, penemu metode baca Al-Quran, lahir di Yogyakarta pada 1933 dan mengalami kecelakaan yang membuatnya sulit berjalan.
- Metode belajar Iqra inisiasi As'ad Humam bersama Jazir Asp untuk mempermudah pembelajaran Al-Quran.
- Metode Iqro menyebar luas hingga ke luar negeri dan membuat As'ad Humam mendirikan Depot Iqro di Yogyakarta.
Masa kecil seorang muslim tentu tak asing dengan buku Iqra atau yang biasa digunakan untuk belajar membaca Al-Quran. Di sampul bagian belakang, ada sosok kakek yang dikenal sebagai penemu metode baca Al-Quran, namanya yaitu KH As'ad Humam.
Namun siapa sangka, dirinya terkenal sebagai guru ngaji asal Yogyakarta, lho. Untuk mengenang sosoknya yang telah meninggal pada 1996 silam, yuk, ketahui profilnya berikut ini!
1. Latar belakang keluarga dan pendidikan As'ad Humam
Namanya adalah As'ad Humam. Dilansir laman resmi Muhammadiyah, nama Humam merujuk pada nama sang ayah yang diketahui adalah seorang pedagang sukses di Pasar Beringharjo yang juga mubaligh dan guru agama. Beliau diketahui adalah kelahiran tahun 1933 di Kotagede, Yogyakarta, dan merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara.
Mitsuo Nakamura dalam The Crescent Arises over the Banyan Tree (2012) mengisahkan bahwa As’ad Humam pernah menempuh pendidikan di SD Muhammadiyah Kleco, melanjutkan di salah satu SMP Negeri di Ngawi, dan pendidikan SMA di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Diketahui, ia pun pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren Al-Munawir Krapyak selama dua tahun.
Sayangnya, beliau tak lulus dari Mu’allimin dan berakhir di kelas dua. Hal ini karena As'ad Humam mengalami kecelakaan jatuh dari pohon pada tahun 1963 yang membuatnya mengalami pengapuran tulang belakang hingga perlu dirawat setengah tahun lamanya.
Akibat dari kecelakaan tersebut, As'ad Humam tidak bisa menggerakkan lehernya dan sulit berjalan. Ia pun perlu menggunakan tongkat, seperti dalam foto tang tampak di buku Iqro.
Disebutkan, untuk salat saja ia cukup kesulitan. Beliau hanya bisa salat dengan posisi duduk kaki lurus karena tidak bisa ruku dan sujud, hingga untuk menengok pun perlu memalingkan seluruh tubuh.
2. Menemukan metode membaca Al-Quran yang lebih sederhana
Belajar membaca Al-Quran dulunya terasa sulit dan lama. Hal ini menjadi latar belakang seorang As'ad Humam untuk menyusun cara belajar yang lebih sederhana. Laman muhammadiyah.or.id menyebutkan bahwa metode belajar Iqra diinisasi oleh As'ad Humam bersama Jazir Asp yang merupakan pegiat Muhammadiyah lainnya di pusat kebudayaan Muhammadiyah, Kotagede, Yogyakarta.
Sebelum itu, pada tahun 1980-an telah berkembang Taman Pendidikan Al-Quran atau yang dikenal dengan TPA atau TPQ. Penemunya adalah Kiai Dahlan Salim Zarkasyi yang berasal dari Semarang dan mengenalkan serta menyebarluaskan metode Qiroati melalui pendirian TK Al-Qur'an Mujawwidin pada 1986 di Semarang.
Masa itu, As'ad Humam yang turut mengajarkan qiroati memiliki kesadaran bahwa cara pengajaran tersebut kurang efektif karena membutuhkan waktu antara dua sampai tiga tahun. Akhirnya beliau mengutarakan kepada Kiai Dahlan Salim Zarkasyi bahwa metodenya bisa lebih disempurnakan. Namun, saran tersebut ditolak oleh Kiai Dahlan Salim Zarkasyi yang menurutnya, metode ajar tersebut sudah baku.
Dari laman yang sama disebutkan bahwa akhirnya As'ad Humam menemukan metodenya sendiri. Di bawah pohon jambu sebelah rumahnya, ia menemukan cara membaca yan lebih sederhana tapi membuat hubungannya dengan Kiai Dahlan Salim Zarkasyi merenggang.
3. Kini buku Iqro digunakan sampai Amerika
Bersama Ustad Jazir Asp dan dibantu oleh Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola (AMM) Yogyakarta, As'ad Humam mendirikan TK Al-Qur'an AMM Yogyakarta pada 16 Maret 1986 untuk mengaplikasikan metode belajar Al-Quran miliknya. Tak sampai di situ, dituliska oleh Ahmad Zayadi, dkk dalam Buku Putih Pesantren Muadalah (2020) bahwa turut didirikan Taman Pendidikan Al-Qur'an AMM, Ta’limuq Quran Lil Aulad AMM, dan kursus Tartilil Quran AMM karena adanya momentumnya di tengah masyarakat.
Selanjutnya, pada 1988 di Kampung Selokraman, Kotagede, tempat tinggal As'ad Humam didirikan Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) yang menampung anak usia empat sampai enam tahun. Tahun 1989 bertambah lagi Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) yang isinya adalah anak usia tujuh sampai dua belas tahun. Ini adalah pertanda bahwa metode Iqro dengn enam jilid menyebar cepat.
Dari Agus Basri dan Khoiri Akhmadi melalui sebuah obituari di Majalah Gatra edisi 19 Februari 1996, disebut bahwa metode Iqro’ telah menyebar di Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, Filipina, Eropa, dan Amerika.
Tingginya permintaan akan buku Iqro membuat As'ad Humam memutuskan untuk mencetak banyak yang awalnya bekerja sama dengan percetakan luar. Namun pelan tapi pasti, Depot Iqro milik As'ad Humam pun memiliki mesin cetak sendiri mulai dari yang kecil hingga besar. Nah, kamu yang ingin berkunjung langsung ke sini bisa menuju ke Jalan Selokraman, Jalan Purbayan, RT 49/RW 11, Purbayan, Kapanewon Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.