Gerabah khas Desa Kasongan (instagram.com/handycraft_jogja)
Kerajinan gerabah kasongan berlokasi di Desa Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tak terlalu jauh dari pusat Kota Jogja, hanya berkisar 7 kilometer atau 17 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor.
Mengutip laman Visiting Jogja, terdapat dua versia sejarah kerajinan gerabah di Kasongan, konon berawal dari seekor kuda milik reserse Belanda yang mati di tanah milik seorang warga pribumi. Takut dijatuhi hukuman oleh Belanda, sang pemilik tanah lantas merelakan kepemilikan hak tanahnya dan diikuti beberapa warga lain. Penduduk yang kehilangan tanah, akhirnya memulai kehidupan dengan mata pencaharian baru yaitu mengolah tanah liat menjadi mainan dan peralatan dapur.
Sedangkan laman Kementerian Hukum Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, sentra kerajinan gerabah di Kasongan dimulai sejak zaman kolonial Belanda, yaitu sekitar tahun 1800 oleh Kyai Guru Abdul Raup. Diketahui sosoknya adalah Ulama Ageng Pesantren Kasongan, sekaligus prajurit Pangeran Diponegoro. Wilayah kasongan yang tandus, dikembangkan menjadi daerah para kudhi atau sebutan untuk perajin, yang membuat benda pecah belah dari bahan tanah liat.