Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sejarah Tempat Pembuatan Gerabah di Kasongan, Identik Warna Teracota

Ilustrasi sejarah gerabah kasongan di Bantul (wonderfulimages.kemenparekraf.go.id)
Intinya sih...
  • Kabupaten Bantul dikenal dengan kerajinan tangan unik seperti batik kayu dan gerabah di Kasongan.
  • Sejarah gerabah Kasongan dimulai dari zaman kolonial Belanda dan penggunaan teknik tempel yang turun temurun.
  • Bentuk gerabah Kasongan semakin modern dengan penambahan finishing, 80% warga masih memproduksi gerabah unggulan ini.

Kabupaten Bantul terkenal sebagai wilayah dengan penghasil kerajinan tangan serba unik. Mulai menghasilkan produk kulit di Manding, seperti sepatu hingga jaket, kemudian batik kayu di Krebet, dan tak kalah populer adalah gerabah di Kasongan. 

Sebelum jalan-jalan ke daerah penghasil gerabah di Kasongan, yuk sudah cari tahu asal usulnya.

1. Sejarah kerajinan gerabah di Kasongan

Gerabah khas Desa Kasongan (instagram.com/handycraft_jogja)

Kerajinan gerabah kasongan berlokasi di Desa Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tak terlalu jauh dari pusat Kota Jogja, hanya berkisar 7 kilometer atau 17 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor. 

Mengutip laman Visiting Jogja, terdapat dua versia sejarah kerajinan gerabah di Kasongan, konon berawal dari seekor kuda milik reserse Belanda yang mati di tanah milik seorang warga pribumi. Takut dijatuhi hukuman oleh Belanda, sang pemilik tanah lantas merelakan kepemilikan hak tanahnya dan diikuti beberapa warga lain. Penduduk yang kehilangan tanah, akhirnya memulai kehidupan dengan mata pencaharian baru yaitu mengolah tanah liat menjadi mainan dan peralatan dapur.

Sedangkan laman Kementerian Hukum Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, sentra kerajinan gerabah di Kasongan dimulai sejak zaman kolonial Belanda, yaitu sekitar tahun 1800 oleh Kyai Guru Abdul Raup. Diketahui sosoknya adalah Ulama Ageng Pesantren Kasongan, sekaligus prajurit Pangeran Diponegoro.  Wilayah kasongan yang tandus, dikembangkan menjadi daerah para kudhi atau sebutan untuk perajin, yang membuat benda pecah belah dari bahan tanah liat. 

2. Ciri khas gerabah kasongan

Potret hasil gerabah kasongan (bangunjiwo-bantul.desa.id)

Ciri khas kerajinan gerabah dari Kasongan adalah, penggunaan teknik tempel yang dilakukan secara turun menurun dengan keahlian tingkat tinggi. Selain itu, gerabah kasongan memiliki bahan baku berupa tanah lempung sehingga hasil gerabah berwarna teracota.

Semakin berkembangnya zaman, bentuk gerabah Kasongan kian modern baik dari segi jenis, bentuk, sampai finishing. Guci di Kasongan juga mengalami banyak penambahan finishing, misal mozaik atau hiasan potongan keramik yang disusun cantik sehingga menimbulkan kesan lebih lagi elegan. 

3. Gerabah masih dikerjakan oleh warga lokal

Ilustrasi sejarah gerabah kasongan di Bantul (wonderfulimages.kemenparekraf.go.id)

Komoditas unggulan ini masih dilakukan sebagian besar warga, hingga 80 persen masih tinggal di daerah ini. Saat memasuki wilayah Kasongan, maka di sepanjang jalan, kamu akan melihat gerabah yang menarik. 

Nah, produk gerabah unggulan dari Kasongan ini sangat beragam, mulai guci, vas, teko, wuwung atau genteng, dan benda-benda berukuran kecil lainnya. Ada juga kerajinan berupa air mancur, patung, dan lainnya yang berukuran besar. 

Produk gerabah Kasongan tidak hanya dikirim ke seputar Jogja atau dalam negeri saja, melainkan sudah diekspor hingga Asia, Eropa, dan Amerika. Hebat bukan?

Share
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
Dyar Ayu
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us