Sejarah Rumah Sakit Mata Dr. Yap (https://m.facebook.com/p/Museum-dr-Yap-Prawirohusodo)
Meninggalnya Dr. Yap Kie Tiong, membuat Rumah Sakit Mata Dr. YAP mengalami kekosongan kepemimpinan. Lantas Sri Paku Alam VIII berkoordinasi dengan Mr. Soemitro Kolopaking, Mr. Soemarman dan keluarga Dr. Yap Kie Tiong, yakni Ir. Yap Kie Han untuk mencari jalan tengah untuk keberlangsungan Rumah Sakit Mata Dr. YAP.
Dari hasil koordinasi tersebut diputuskan bahwa Ir Yap Kie Han akan nembantu secara finansial dan mencukupi kebutuhan pengelolaan rumah sakit, sedangkan Mr. Soemarman mengusahakan dokter ahli mata pengganti.
Pada bulan April 1969, Prof. Dr. Pranowo dan dr. Gunawan dari bagian Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada bergabung ke Rumah Sakit Dr. Yap tetapi tidsk bersedia menjadi pemimpin.
Baru pada tanggal 1 April 1971, dr. Basarodin K. yang merupakan dokter mata senior dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjabat sebagai pimpinan Rumah Sakit Mata Dr. YAP secara definitif melalui penetapan dari Pemerintah (Kep. Pres. RI No. 13032/B/Pers/720/PT/1974.
Tidak banyak perubahan bangunan dari Rumah Sakit Dr. Yap sejak awal didirikan sampai saat ini. Kamu masih bisa menemui tulisan 'DE EERSTE STEEN GELEDG DOOR Z.H. HAMENGKOE BOEWONO VIII OP DEN 21 STEN NOV: 1922' yang artinya Peletakan batu pertama oleh Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 21 November 1922' di dinding bawah teras sisi barat rumah sakit.
Saat ini bangunan Rumah Sakit Dr. Yap menjadi bagain dari Cagar Budaya dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.25/PW.007/MKP/2007.