Ilustrasi Penampil Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #8 di kawasan Tugu Yogyakarta pada Sabtu malam (7/10/2023). (Humas Pemkot Yogyakarta)
Perkembangan wayang orang mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939), yang dikenal sebagai pelindung besar wayang orang. Di masa ini, ada sebelas pertunjukan wayang orang yang digelar secara besar-besaran, di antaranya terdapat lakon bersambung Mintaraga dan Samba Sebit. Gelaran tersebut diadakan selama empat hari untuk merayakan perkawinan beberapa putri Sri Sultan.
Hebatnya lagi, setiap pertunjukkan bisa melibatkan 300-400 penari, dipentaskan selama tiga sampai empat hari berturut-turut dari pukul 06.00 sampai 23.00 WIB tanpa istirahat. Pada masa sebelumnya, gelaran wayang akan selesai pukul 18.00 WIB, setelah munculnya listrik petunjukan diperpanjang sampai tengah malam.
Biaya produksi gelaran ini bisa menyentuh biaya 15 ribu gulden hingga 200 ribu gulden untuk pembuatan busana. Diketahui busana yang digunakan para penari, banyak meminjam dari pakaian prajurit. Karakterisasi para tokoh turut naik level, termasuk kelengkapan pentas yang dibuat menjadi lebih realistis.