5 Cara Hentikan Kebiasaan Balita Gigit Kuku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi balita, mengigit kuku merupakan aktivitas yang bisa mengembangkan kemampuan motoriknya. Namun kebiasaan ini jelas dapat bermasalah pada kesehatan gigi. Meski dalam beberapa kasus, kebiasaan gigit kuku bisa hilang dengan sendirinya, tapi tak menutup kemungkinan bakal berlanjut hingga menjadi candu.
Dalam sebuah penelitian ilmiah, 30 hingga 60 persen anak-anak serta remaja mempunyai kebiasaan menggigit kuku. Selain adanya faktor genetik, kebiasaan ini dapat terjadi jika merasa bosan, stres, atau berada dalam tekanan. Sebelum makin sulit untuk dihilangkan, sebaiknya segera hentikan kebiasaan buruk ini pada balita.
1. Potong kuku setiap hari
Memotong kuku pada balita dapat membantu mengurangi luas permukaan di bawah kuku. Ini berarti risiko kotoran dan bakteri yang menempel di bawah kuku bisa berkurang.
Tak hanya memotong kuku, orangtua juga perlu merawat kutikula balita dengan baik. Kutikula adalah lapisan kulit yang ada di pangkal kuku dan tak jarang bakteri bersembunyi di sini, lho.
Pilihlah kikir kuku, gunting kecil, atau alat potong kuku khusus anak-anak. Biasanya, peralatan kebersihan ini memang sudah didesain agar aman dipakai oleh anak-anak, sehingga kemungkinan terluka saat digunakan sangatlah tipis.
2. Carilah penggantinya
Carilah pengganti fokus balita pada makanan sehat yang dapat dimasukkan dalam mulut. Untuk anak yang usianya sedikit lebih besar, coba berikan seledri atau wortel yang renyah. Oya, jangan gantikan dengan camilan manis karena nantinya hanya mengubah kebiasaan buruk dengan kebiasaan buruk lainnya.
Tak hanya camilan, kamu juga bisa mengganti kegiatan ini dengan fokus lain seperti meremas bola kecil, mainan gigit yang aman untuk anak. Tak hanya menukar keinginan anak untuk gigit kuku, beberapa permainan tadi juga bisa membuat bayi dan balita berlatih tekstur, nih.
Baca Juga: 6 Tips Mudik Naik Pesawat dengan Balita, Minim Drama!
3. Berikan sinyal halus dengan sentuhan
Ketika melihat anak mulai menggigiti kukunya, sentuhlah lengannya dengan ringan atau pakailah kata sandi yang dapat mengingatkannya untuk segera menghentikan kebiasaan ini. Dengan sentuhan atau ucapan sandi, balita jadi sadar bahwa kebiasaan yang sering kali tak sadar dilakukannya.
Secara perlahan, sampaikan padanya bahwa kebiasaan gigit kuku itu hal yang tidak bagus. Terangkan juga menggigit kuku dapat membuat jari jadi terluka dan menimbulkan rasa perih. Nantinya, secara perlahan dia jadi mengerti kebiasaan menggigit kuku bukan hal yang baik.
4. Buatlah sistem penghargaan
Cara ini dapat membuat anak lebih bersemangat untuk menghindari kebiasaan buruknya. Jadi, anak diajak diberi tantangan, jika berhasil menghentikan kebiasaan buruknya, dia akan diberi reward yag disukainya. Kamu bisa membuat stiker dan tandai jika dia berhasil tidak menggigiti kukunya.
Kalau tetap sulit untuk tidak menggigiti kukunya dalam sehari saja, kamu bisa membagi hari dalam beberapa bagian, contohnya sebelum sarapan, siang hari, atau saat makan malam. Dengan sistem penghargaan ini, dia tidak merasa terbebani dan bersemangat. Kalau ternyata stiker yang dia kumpulkan mencapai lima, berikanlah hadiah jalan-jalan ke taman atau hal lain yang disukainya.
5. Gunakan cat kuku dengan rasa yang aneh
Hal ini terpaksa dilakukan jika beberapa cara di atas tidak berjalan dengan baik. Gunakan cat kuku dengan rasa aneh di kukunya agar anak enggan menggigiti kukunya. Namun, untuk melakukan ini, kamu harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter.
Biasanya, rasa tidak enak pada kuku membuat anak kapok untuk tidak menggigit kukunya lagi. Tapi ingat, pilihlah cat kuku yang aman untuk anak dan tidak mengandung zat yang buruk jika tergigit.
Itulah beberapa cara agar anak enggan untuk menggigit kukunya. Meski kadang kala anak akan menghentikan kebiasaan buruk ini dengan sendirinya. Namun, mencegah kebiasaan ini sedini mungkin tetap menjadi pilihan terbaik. Semoga berhasil ya mums!
Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini jika Balita Selalu Berkata Tidak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.