Potret Nyi Ageng Serang (budaya.jogjaprov.go.id)
Dikutip dari laman Benteng Vredeburg, Nyi Ageng Serang lahir tahun 1752 dengan nama Raden Ajeng Kustiah Retno Adi. Bukan sebarang perempuan, ia adalah anak dari Pangeran Notoprojo yang tak lain adalah Bupati Serang yang daerahnya terletak 14 km di sebelah utara Kota Solo, Jawa Tengah. Dari berbagai sumber, disebutkan bahwa Nyi Ageng Serang masih keturunan dari Sunan Kalijaga.
Pangeran Notoprojo lantas diangkat menjadi panglima perang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atau yang juga dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi. Sayangnya, kala Pangeran Notoprojo memimpin peperangan melawan VOC karena menolak adanya perjanjian Giyanti, putranya gugur dalam perang tersebut.
Karenanya, tongkat kepemimpinan perang diserahkan kepada sang putri atau Nyi Ageng Serang. Bukan tanpa alasan mengapa sang ayah memilih dirinya yang seorang perempuan.
DIlansir laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Nyi Ageng Serang mengikuti pelatihan kemiliteran dan siasat perang bersama prajurit pria. Beliau bahkan memiliki siasat perang yang terkenal yang menggunakan lembu atau daun talas hijau sebagai penyamaran. Sayangnya, ia pada perang selanjutnya ia kalah dalam jumlah pasukan dan persenjataan yang akhirnya diasingkan ke Yogyakarta meski tak lama.