Elang Caraka besutan peneliti UGM. (ugm.ac.id)
Elang Caraka memiliki badan pesawat sepanjang 1,92 meter, bentang sayap 3,6 meter dan ditenagai mesin dengan kapasitas 30 cc dengan bobot total 20 kg. Untuk lepas landas, UAV ini hanya memerlukan landasan sepanjang 90 meter.
Pesawat ini sudah dilengkapi dengan kamera termal dan sensor cerdas Electrical Nose (Enose) yang mampu mendeteksi asap.
“Enose bekerja seperti halnya hidung manusia, menggunakan larik sensor gas yang mampu mendeteksi asap tersebut,” kata Gesang.
Pesawat ini sendiri telah melakukan uji terbang dan mampu melakukan misi secara sempurna. Selain itu, Elang Caraka juga dapat dioperasikan siang dan malam.
“Selain itu, biaya operasional pesawat tanpa awak Elang Caraka juga jauh lebih murah dibandingkan menggunakan helikopter. Sehingga diharapkan kehadiran pesawat tanpa awak Elang Caraka mampu menekan angka karhutla yang ada di Indonesia,” pungkasnya.