Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mitos Terjadinya Kali Opak dari Kisah Naga Sakti Kyai Antaboga

Tempat wisata Bunker Kaliadem di Kaki Gunung Merapi, Sleman. (IDN Times/Febriana Sinta)
Intinya sih...
  • Mitos terbentuknya Kali Opak tak lepas dari sejarah lokal dan letusan Gunung Merapi
  • Kisah Kyai Antaboga, naga sakti penjaga keseimbangan alam Merapi, berkaitan erat dengan terbentuknya Kali Opak
  • Aliran sungai Kali Opak membawa material vulkanik ke laut dan meredam dampak guncangan akibat gempa bumi

Kisah terbentuknya Kali Opak yang tak bisa dilepaskan dari mitos yang berkembang di masyarakat Lereng Merapi. Budiono Herusatoto dalam bukunya Mitologi Jawa: Pendidikan Moral dan Etika Tradisional, menyebutkan cerita masa lalu bertalian erat dengan sejarah lokal, seperti dalam dongeng terjadinya Kali Opak yang mengalir dari hulu Gunung Merapi di Kabupaten Sleman hingga Bantul, dan bermuara di Pantai Samas.

Letusan Gunung Merapi juga dikaitkan dengan kisah ini. Sebuah buku berjudul Mitos Merapi dan Kearifan Ekologi, karya Wisnu Minsarwati, Mbah Marijan menceritakan terjadinya Kali Opak berkaitan dengan jalan menuju Gunung Merapi dan Laut Selatan. Berikut mitos terbentuknya Kali Opak dari Kisah Kyai Antaboga.

1.Kisah seekor naga bernama Kyai Antaboga

(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Seekor naga sakti bernama Kyai Antaboga, memiliki tugas menjaga keseimbangan alam Gunung Merapi. Dalam kisahnya, naga berupaya mencari ayahnya, Ki Wanabaya. Naga tersebut merayap di aliran sungai sambil berteriak “O Pak, O Pak, O Pak”. Oleh karena itu, sepanjang jalan yang dilalui naga tadi diberi nama Kali Opak.

Setelah menemukan ayahnya di puncak Merapi, Kyai Antaboga diakui sebagai anak dengan syarat harus bisa melingkari gunung dalam semalam. Jarak antara kepala dan ekornya hanya kurang sejari saja di saat matahari terbit, lalu Antaboga menjulurkan lidahnya untuk menyempurnakan lingkaran. Namun, ayahnya justru memotong lidahnya, dan menjadikannya pusaka Kyai Baru Klinting.

2.Gempa bumi di Gunung Merapi diyakini karena seekor naga menggerakkan tubuhnya

Ilustrasi guguran lava pijar Merapi. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Gempa bumi yang ditimbulkan aktivitas Gunung Merapi, dipercaya lantaran Kyai Antaboga menggerakkan kepala atau ekornya untuk meredakan rasa pegal. Gerakan itulah yang diyakini menyebabkan guncangan di sekitar kawasan Merapi.

3.Kali Opak adalah bagian dari pusat kehidupan

ilustrasi sungai di sekitar gunung (pexels.com/ Pixabay)

Berdasarkan terjadinya letusan Gunung Merapi, adanya Kali Opak, serta kejadian gempa bumi, mengisyaratkan bahwa Gunung Merapi, Keraton Jogja, dan Laut Selatan terletak dalam satu garis lurus, di mana ketiganya dihubungkan oleh aliran Kali Opak.

Ibnu Subiyanto,(2016) dalam bukunya Melacak Mitos Merapi: Peka Membaca Bencana, Kritis terhadap Kearifan Lokal, menuturkan sungai merupakan pancering panguripan kawula yang artinya pusat kehidupan.

Kali Opak yang terbentuk akibat erupsi Merapi memiliki peranan penting dalam membawa material vulkanik ke laut atau ke dataran rendah. Selain itu, aliran sungai juga membantu mendistribusikan air hujan agar meresap ke dalam tanah, yang berfungsi menjaga stabilitas tanah, dan mampu meredam dampak guncangan akibat gempa bumi.

Itulah mitos terbentuknya Kali Opak yang tak bisa dilepaskan dari mitos yang berkembang di masyarakat Lereng Merapi. Tak hanya mengetahui cerita rakyat, jangan lupa menjaga kelestarian sungai di kawasan ekosistem Merapi, karena dampaknya meluas ke seluruh aspek kehidupan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us