Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Idul Fitri (pexels.com/Photo by Mohit Hambiria)

Mudik Lebaran adalah tradisi masyarakat Indonesia. Dalam Bahasa Jawa mudik adalah singkatan dari mulih disik, atau dalam Bahasa Betawi adalah udik yang artinya kampung.

Dilansir laman Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gajah Mada, mudik diyakini memberi banyak manfaat untuk menyambung silaturahmi, melakukan ziarah ke makam leluhur, mencari ketenangan, hingga menunjukkan eksistensi sebagai manusia kota.

Ditinjau dari fungsi dan tujuan mudik, mari menilik etika dalam tradisi Lebaran bagi masyarakat Jawa.

 

1.Menyambung silaturahmi dan merayakan Idulfitri di kampung halaman

ilustrasi kegiatan pertemuan bersama teman (pexels.com/MART PRODUCTION)

Salah satu tujuan mudik adalah untuk menyambung silaturahmi dengan keluarga dan kerabat lainnya di kampung halaman. Lebaran jadi momen berharga untuk menguatkan hubungan persaudaraan. Tradisi ini selaras dengan prinsip budaya Jawa yaitu menjaga keharmonisan.

Franz Magnis Suseno dalam bukunya Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, menjelaskan manusia hendaknya bersikap baik, saling membahagiakan, dan tidak saling mengganggu. Dalam konteks mudik, ini diharapkan agar seseorang menjaga sikap dan tutur kata saat silaturahmi. 

2.Ziarah makam sebagai pengingat asal-usul

Editorial Team

Tonton lebih seru di