Potret rumah ibadah enam agama di ugm (ugm.ac.id)
Fasilitas rumah ibadah UGM berdiri di lahan seluas 5.994 meter persegi, termasuk area terbuka hijau, plaza, serta area parkir. Dilansir laman ugm.ac.id, pembiayaan pembangunan fasilitas tersebut mencapai Rp25 miliar dan menggunakan dana masyarakat.
Berikut profil singkat enam rumah ibadah UGM yang perlu kamu tahu:
Masjid Kampus UGM mulai dibangun 21 Mei 1998, panitia pembangunan melakukan penentuan arah kiblat yang melibatkan Departemen Agama RI dan Jurusan Teknik Geodesi UGM.
Kapel St. Athanasius Agung yang merupakan rumah ibadah agama Katolik, telah diberkati Uskup Agung Mgr Robertus Rubiyatmoko pada Februari 2024. Gereja diharapkan menjadi pusat penggembalaan dan pembinaan iman bagi seluruh komunitas, serta diharapkan meningkatkan keimanan, persaudaraan antara civitas akademika Katolik di UGM.
Grha Pembinaan Iman Kristen merupakan rumah ibadah untuk umat Kristen. Di lokasi ini kerap diadakan kegiatan kebaktian dan doa bersama mahasiswa. Tempat ini bisa menampung sampai 100 orang.
Kelenteng dibangun untuk menjadi fasilitas beribadah umat Konghucu. Klenteng Da De Miao ini pertama kali digunakan pada 13 Mei 2024. Selain digunakan untuk sembahyang, juga digunakan untuk diskusi sejarah agama Konghucu.
UGM turut membangun vihara untuk kegiatan peribadatan dan kegiatan keagamaan Buddha. Di dalam gedung dilengkapi ruang diskusi, ruang ibadah, dan Patung Buddha.
Pura Sanatagama diresmikan pada pertengahan 2024, sebagai fasilitas ibadah umat Hindu. Pura ini bisa menampung sampai 50 orang.
Sebelum berdiri Masjid Kampus UGM, UGM memiliki Mardliyyah Islamic Center yang terletak di samping Rumah Sakit (RS) Sardjito. Didirikan tahun 1968, masjid sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kajian.