Tur sejarah bersama Kolektif Eureka di Wates, Kulon Progo (IDN Times/Dyar Ayu)
Mengadakan acara berbau sejarah di Kulon Progo memiliki kesulitannya sendiri. Zhafran mengungkapnya kalau di sini, sejarah tak populer dan hanya datang lewat kelas-kelas di sekolah atau talkshow sejarah yang diadakan instansi pemerintahan. Eureka ingin sesuatu yang berbeda, yang lebih pop, dan disukai oleh kawula muda.
"Jarang gitu yang bikin obrolan tentang sejarah di tempat nongkrong, di coffeeshop," Kata Zhafran lagi.
Selain itu, ia bicara bagaimana mencari sumber sejarah yang juga memiliki plus dan minusnya. Ia bisa menemukan sumber melalui website KITLV atau Global Press Archive yang mana memuat foto, peta, dan berita yang membicarakan Kulon Progo dari abad ke-19 sampai abad ke-20.
"Kalo dibilang gampang juga enggak, sulit juga enggak. Cuma susahnya adalah banyak arsip yang berbahasa Belanda, jadi kami harus bacanya pelan-pelan buat mengerti maksudnya."
Meski terasa sulit, Zhafran melihat bahwa masih ada harapan untuk mengenalkan sejarah tentang Wates kepada khalayak. Apalagi dalam tur ini didominasi warga lokal dan anak muda yang masih awam tentang masa lalu daerahnya sendiri. Ia berkeyakinan akan membuat tur sejarah lagi dengan metode yang lebih seru lagi di kemudian hari.