4 Fakta Sekolah Tamansiswa Ki Hajar Dewantara, Lawan Sistem Kolonial

Jadi cahaya pada gulita Indonesia kala itu

Intinya Sih...

  • Tamansiswa didirikan pada 3 Juli 1922 oleh Ki Hajar Dewantara sebagai gerakan pendidikan melawan sistem kolonial.
  • Ki Hajar Dewantara menerbitkan majalah pendidikan Wasita untuk menuliskan gagasan dan pemikirannya mengenai pengajaran dan sistem pendidikan yang sedang dialami rakyat pribumi.
  • Tamansiswa menggunakan metode among yang berjiwa kekeluargan, dengan orientasi student centered, serta didasarkan pada minat dan potensi siswa.

Lahir pada 3 Juli 1922, Tamansiswa menjadi pelopor pendidikan untuk rakyat yang dibentuk oleh pemikir-pemikir Indonesia. Pendidikan adalah jembatan emas menuju perubahan dan berperan memunculkan elite-elite pribumi yang berdaya.

Berdirinya Tamansiswa menjadi harapan yang cemerlang akan kegelisahan rakyat terhadap kondisi pendidikan saat itu. Berikut empat fakta menarik dari Tamansiswa oleh Ki Hajar Dewantara yang mungkin belum kamu ketahui. Simak sampai habis!

1. Tamansiswa lahir untuk rakyat

4 Fakta Sekolah Tamansiswa Ki Hajar Dewantara, Lawan Sistem KolonialIlustrasi pendidikan di Indonesia (instagram.com/bojonegorohistory)

Sepulangnya Ki Hajar Dewantara dari pengasingan di Belanda ia fokus melanjutkan perjuangannya di bidang pendidikan. Ia menilai jika rakyat Indonesia masih mengalami krisis pengajaran dan pendidikan yang sesuai dengan budaya Indonesia sendiri.

Tamansiswa lahir sebagai bentuk gerakan pendidikan untuk melawan sistem pendidikan kolonial. Menurutnya rakyat khususnya anak mudanya perlu dipersiapkan agar memiliki jiwa yang merdeka, pikiran dan intelektual yang maju dan jiwa yang sehat lahir maupun batin.

2. Majalah 'Wasita' sebagai mercusuar gagasan

4 Fakta Sekolah Tamansiswa Ki Hajar Dewantara, Lawan Sistem KolonialIlustrasi pendidikan di Indonesia (youtube.com/Tamansiswa pusat)

Pada Oktober 1928 Tamansiswa Yogyakarta menerbitkan majalah pendidikan Wasita. Dalam majalah ini Ki Hajar Dewantara banyak menuliskan gagasan dan pemikirannya mengenai pengajaran dan sistem pendidikan yang sedang dialami rakyat pribumi.

Menurutnya, sistem pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah kolonial Belanda membahayakan. Di mana pendidikan kolonial hanya akan membuat pribumi lupa akan kebudayaan dan membuat rakyat hanya menjadi tenaga kerja terampil bagi kepentingan kolonial.

Baca Juga: Biografi Ki Hajar Dewantara, Pendiri Perguruan Taman Siswa

3. Tamansiswa bersifat kultural nasional

4 Fakta Sekolah Tamansiswa Ki Hajar Dewantara, Lawan Sistem KolonialIlustrasi pendidikan di Indonesia (youtube.com/Tamansiswa pusat)

Tamansiswa berbentuk perguruan yang berarti tempat berguru, tempat para murid mendapatkan pendidikan dan merupakan tempa kediaman guru. Gedung pendidikan tidak hanya digunakan keperluan mengajar tetapi juga sebagai berkumpul hingga terjalin hubungan batin dan kekeluargaan.

Tamansiswa didirikan dengan tujuh asas yakni kemerdekaan, metode among, kebudayaan bangsa sendiri, pemerataan pendidikan, mandiri, sederhana dan makarya serta suci hati dan ikhlas dalam mendidik. Asas ini mengusahakan kebahagiaan diri, bangsa dan kemanusiaan.

4. Metode Among pada Tamansiswa

4 Fakta Sekolah Tamansiswa Ki Hajar Dewantara, Lawan Sistem KolonialIlustrasi pendidikan di Indonesia (pixabay.com/sasint)

Metode among merupakan sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargan. Dalam sistem ini pendidik harus mencurahkan 24 jam setiap harinya untuk memberikan pelayanan kepada anak didik. Hal ini serupa orang tua asuh yang secara nonstop mengawasi anak didiknya.

Orientasi dalam sistem ini adalah anak didik atau student centered. Pelaksanaan pendidikan didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada siswa. Sistem among berdasarkan cara berlakunya disebut sistem Tut Wuri Hndayani.

Fakta-fakta sekolah Tamansiswa di atas semoga membuka pemahaman atas keteladanan dari Ki Hajar Dewantara yang telah menjadi pionir atas terselenggaranya pendidikan di Indonesia. Semoga jasa dan pengorbanannya menjadi inspirasi untuk anak muda di seluruh Indonesia.

Baca Juga: 5 Fakta Pesanggrahan Taman Siswa, Terkenal Seram tapi Instagenic

Mega Ansav Photo Community Writer Mega Ansav

Waspada dahulu, tenang kemudian

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya