Makna Permainan Cublak-cublak Suweng, Sarat Nilai Positif

Intinya sih...
- Permainan tradisional adalah warisan budaya yang bernilai historis dan edukatif, berperan untuk pembentukan moral, karakter, hingga keterampilan anak.
- Cublak-cublak Suweng adalah permainan tradisional dari Jogja yang mengajarkan kebersamaan dan memiliki manfaat positif bagi perkembangan anak.
- Lirik lagu Cublak-cublak Suweng mengandung pesan moral yang dapat mengajarkan kesederhanaan, kejujuran, kerja sama, kepedulian, dan menjaga keharmonisan.
Permainan tradisional adalah warisan budaya yang bernilai historis dan edukatif. Di tengah kemajuan teknologi yang mendominasi permainan digital menjadikan permainan tradisional jarang ditemukan. Padahal, ini gak sekadar hiburan tapi juga berperan untuk pembentukan moral, karakter, hingga keterampilan anak.
Salah satu permainan tradisional dari Jogja adalah Cublak-cublak Suweng. Permainan ini dilakukan dengan gerakan dan nyanyian, sehingga anak-anak pun diajak untuk belajar tentang kebersamaan. Melalui permainan tradisional, anak-anak juga dapat banyak pengalaman yang bermanfaat untuk kehidupannya karena mengajarkan beragam nilai kebaikan.
Berikut ini akan dibahas lagi mengenai manfaat dari permainan Cublak-cublak Suweng, serta apa saja strategi yang bisa dilakukan untuk melestarikannya di tengah perkembangan zaman.
1.Lirik Cublak-cublak Suweng dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia
Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter
Mambu ketundhung gudel
Pak empong lera lere
Sapa ngguyu ndhelikkake
Sir sir pong ndele kopong
Terjemahannya:
tempat anting
antingnya berserakan
berbau anak kerbau yang terlepas
bapak ompong yang menggeleng-gelengkan kepalanya
siapa yang tertawa dia yang menyembunyikan
kedelai kosong tidak ada isinya
2.Cara bermainnya
Cublak-cublak Suweng dimainkan oleh 3 anak atau lebih, diawali dengan hompimpa atau gambreng, lalu yang kalah menjadi Pak Empong berbaring telungkup dan dilingkari anak-anak lainnya. Semua pemain meletakkan telapak tangan dengan posisi terbuka menghadap ke atas di punggung Pak Empong.
Salah satu anak memegang biji atau kerikil, lalu dipindahkan ke telapak tangan temannya secara berurutan sambil bernyanyi lagu Cublak-cublak Suweng.
Saat lagu hampir selesai, semua anak mengepalkan tangannya seolah menggenggam biji yang tadi diputar. Ketika lagu sudah selesai, Pak Empong bangun dan menebak siapa yang menggenggam bijinya.
Kalau jawabannya benar, anak yang menggenggam biji tersebut bergantian menjadi Pak Empong. Nah, kalau salah, maka Pak Empong kembali seperti posisi awal dan permainannya diulang.
3.Nilai-nilai positif yang terkandung dalam permainannya memberi banyak manfaat
Permainan tradisional ini kaya akan makna yang nilainya positif dan mendukung perkembangan anak. Lirik lagunya mengandung pesan moral seperti yang dikaji oleh Freddy W. A. dalam jurnal “Nilai Moral dalam Lirik Dolanan Cublak-cublak Suweng”. Berikut adalah beberapa nilai positif yang memberikan manfaat untuk anak.
- Mengajarkan tentang kesederhanaan dan rasa syukur
Suweng merupakan perhiasan berupa anting-anting, ini adalah benda berharga. Sedangkan, gelenter berarti berserakan. Maka, sebenarnya harta yang dicari manusia itu ada di mana-mana, baik jalan dan sumbernya.
Lirik lagunya mengajarkan untuk manusia gak terjebak dalam ambisi duniawi yang sifatnya materi hingga mengorbankan moral untuk meraihnya. Pesan yang disampaikan adalah agar sejak dini belajar untuk mengelola diri, bersyukur atas apa yang dimiliki, termasuk hal-hal sederhana.
- Menanamkan sikap jujur dan bijaksana
Lirik Sopo ngguyu ndhelikake bermakna bahwa kebijaksaan mampu memberikan kebahagiaan. Dalam permainan ini, anak-anak diajarkan untuk jujur dan tidak curang, serta adil kepada temannya. Nilai baik ini penting diterapkan dalam keseharian sehingga anak-anak tumbuh menjadi pribadi berintegritas.
- Melatih keterampilan kerja sama untuk membangun kekompakan
Permainan ini dilakukan secara berkelompok, anak-anak bekerja sama untuk menciptakan suasana permainan yang menyenangkan. Ini melatih mereka dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Tak hanya itu, melalui permainan tradisional ini juga mampu menumbuhkan sikap sportif dalam diri anak.
- Mengajarkan anak untuk peduli dan berbagi ke sesama
Salah satu gerakan dalam permainannya yaitu membagikan biji atau kerikil ke pemain lain. Secara gak langsung mengajarkan anak untuk mau berbagi secara adil. Maka, anak juga akan belajar untuk tidak bersikap egois, sehingga seiring pertumbuhannya anak memiliki empati terhadap sesama yang membutuhkannya, dan menjadi individu yang punya sisi kepedulian tinggi.
- Menanamkan pentingnya menjaga keharmonisan
Ketika dikaji lebih dalam, lirik lagu Cublak-cublak Suweng menyampaikan pesan berharga untuk bisa menjaga harmoni dengan sesama manusia hingga alam semesta. Anak-anak diajarkan untuk tidak merusak lingkungan, menghargai dan menghormati orang lain serta sekelilingnya.
Permainan tradisional edukatif juga bisa menjadi sarana pendidikan yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai positif berkehidupan kepada anak-anak. Oleh karena itu, perlu ada upaya melestarikannya.
4.Strategi agar permainan ini terus lestari
Seperti yang dikemukakan Dharmamulya (2008) dalam bukunya “Permainan Tradisional Jawa”, permainan tradisional juga sebagai media pembelajaran nilai-nilai moral hingga sosial. Maka, pelestarian warisan budaya, termasuk permainan tradisional penting dilakukan secara konsisten supaya generasi mendatang tetap mengenal dan bisa memahaminya.
Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan.
- Orang tua perlu meluangkan waktu mengajak anak-anak bermain di alam terbuka meski rumahnya berada di tengah kota. Dengan suasana yang mendukung, anak bisa menikmati permainan ini, sehingga ada antusias dan semangat saat memainkannya.
- Menyeimbangkan permainan digital dengan tradisional. Sekolah dan keluarga bisa mengatur waktu agar anak-anak memiliki pengalaman bermain secara langsung dengan teman-temannya, tanpa selalu bergantung pada teknologi.
- Mengenalkan nilai budaya sejak dini, permainan Cublak-cublak Suweng mengandung pesan moral dari kearifan lokal. Oleh karena itu, orang tua hingga guru perlu mengenalkan permainan ini sejak dini sehingga anak-anak bisa memahami nilai-nilai budayanya. Dengan begitu, anak gak sekadar bermain, tapi juga belajar tentang norma sosial dan etika nenek moyangnya. Secara bersamaan, dari upaya ini mampu menumbuhkan rasa cinta dan bangga anak terhadap identitas budayanya.
Dari lirik lagu sampai ke proses permainannya, Cublak-cublak Suweng gak sebatas hiburan tapi juga sarana pembelajaran akan nilai-nilai kebaikan. Namun, di era digital sekarang ini, permainan tradisional semakin jarang diminati. Maka, mari bersama-sama menjaga, mempelajari, dan mewariskan bagian dari kekayaan budaya ini sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh generasi selanjutnya.