Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pakaian prajurit Keraton Yogyakarta (instagram.com/kratonjogja)

Pakaian prajurit Keraton Jogja memiliki sejarah panjang. Tak hanya sekadar busana, setiap jenis pakaian yang dikenakan prajurit mempunyai simbol kehormatan, mulai dari warna sampai motif. 

Tentunya pakaian prajurit Keraton Jogja mengalami perubahan fungsi dari masa ke masa. Jika dulu dipakai untuk berperang, sekarang lebih dikenal sebagai bagian dari warisan budaya. Namun terlepas dari perubahan fungsinya, makna pakaian prajurit Keraton Jogja tetap sama.

Yuk, belajar tentang filosofi di balik warna dan motif pakaian prajurit Keraton Jogja. Setiap detailnya mengandung nilai historis yang tak ternilai.

1. Sejarah pakaian prajurit Keraton Jogja

pakaian prajurit Keraton Yogyakarta (instagram.com/kratonjogja)

Dikutip laman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, pakaian prajurit Keraton Jogja sudah dikenal sejak era Pangeran Mangkubumi. Kala itu, prajurit Kasultanan Yogyakarta mengenakan seragam—yang masih dilestarikan sampai sekarang—untuk berperang melawan VOC. Pakaian prajurit bahkan juga dipakai Pangeran Mangkubumi.

Ciri-ciri seragam perang prajurit Keraton pada masa itu, digambarkan berupa baju sikepan, celana, dan bebed. Prajurit juga mengenakan udheng, atau ikat kepala, serta sabuk. Mereka biasa membawa sebilah keris yang diselipkan dalam sabuk, sedangkan baju sikepan biasa dipakai saat membawa senjata.

Sementara itu, Pangeran Mangkubumi mengenakan pakaian prajurit berwarna putih, ikat kepala berbahan linen halus yang disulam dengan benang emas. Dua keris juga diselipkan di pakaian perangnya. Detail pakaian prajurit Kasultanan Jogja juga dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.

2. Jenis pakaian prajurit Keraton Jogja

Editorial Team

Tonton lebih seru di