Tim Gloudeaf yang mengembangkan kacamata pintar untuk penyandang difabel rungu. (Dok. UPN Veteran Yogyakarta)
Alat bantu tersebut adalah Integrated Glasses with Smart Voice Recognition and Gestures Translation to Communicate with Deaf People. Tim Gloudeaf terdiri dari Sandy Wahyu Agusta (Informatika 2019), Muhammad Rifqy (Informatika 2020), Nisrina Athiyya Zain (Informatika 2020), Astri Hastiningrum (Ilmu Komunikasi, 2019), dan Lisa Firdaus Siti Nurjanah (Ilmu Komunikasi, 2019).
Menurut Ketua Tim Gloudeaf, Sandy Wahyu Agusta, ada dua perangkat berbentuk kacamata pintar yang dikembangkan oleh timnya. Perangkat pertama digunakan untuk penyandang tuli dan perangkat kedua digunakan untuk lawan bicara.
“Perangkat ini berupa sebuah kacamata yang mampu mengubah bahasa isyarat menjadi sebuah teks agar dapat dipahami oleh lawan bicara penyandang tunarungu, sedangkan perangkat yang lain berupa sebuah kacamata yang mampu mengubah suara menjadi sebuah teks agar dapat dibaca dan dipahami oleh penyandang tunarungu,” terang Sandy pada 27 Agustus 2021 lalu dilansir laman resmi UPNVY.