Ilustrasi wisuda (IDN Times/Mardya Shakti)
Sementara, Rizqi mengaku menerima informasi beasiswa Bidikmisi yang kini bernama KIP Kuliah itu dari guru BK di sekolahnya. Awalnya, alumni SMA Muhammadiyah 1 Muntilan berniat menunda kuliah jika tidak diterima melalui jalur SNMPTN atau SBMPTN karena harus menyertai adiknya yang akan melanjutkan sekolah.
“Namun saya diterima SNMPTN dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi, akhirnya orangtua juga mendukung,” ungkap Rizqi.
Gadis kelahiran Magelang 22 tahun silam itu tersebut mengungkapkan, setelah diterima di UNY melalui jalur SNMPTN (sekarang disebut SNBP), dia berusaha keras menjaga stabilitas nilai-nilai rapornya. Dia menyadari bahwa nilai rapor tidak hanya berasal dari nilai UAS dan UTS saja, tetapi juga meliputi nilai ulangan harian, tugas, sikap, dan aspek lainnya.
“Maka dari itu, saya belajar mengenai materi pembelajaran sekaligus juga mempersiapkan untuk UTBK sebagai cadangan. Tapi Alhamdulillah saya berhasil lolos melalui jalur SNMPTN,” ucapnya.
Prestasi akademik Rizqi juga mumpuni. Dia berhasil menggapai IPK 3,76 dan meraih predikat Cum Laude. Tidak hanya itu, Rizqi juga berhasil menjadi mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan sarjana dengan waktu yang sangat singkat, yaitu hanya dalam 3,5 tahun. Rizqi mengaku, dia menerapkan pendekatan target pada setiap tahunnya dan menjaga manajemen waktu yang baik.
Pada tahun pertama, Rizqi fokus beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan, mencari cara belajar yang sesuai, menjalin pertemanan, dan terlibat dalam organisasi mahasiswa. Pada tahun kedua dan ketiga, dia mulai aktif terlibat dalam organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa KM UNY dan Keluarga Muslim Ilmu Pendidikan di dalam kampus. Di luar kampus, dia juga aktif dalam Komunitas Mengajar Kaki Gunung Merapi (KAGEM) di Jogja.