Konferensi Colombo Plan, Jadi Sejarah Pemilihan Nama Jalan di Jogja

Intinya sih...
Colombo Plan didirikan oleh negara-negara Persemakmuran Inggris pada 1951
Konferensi Colombo Plan XI diadakan di Jogja pada tahun 1959 dan menjadi asal usul nama Jalan Colombo
Peserta melakukan pameran, kunjungan ke obyek wisata, dan menghasilkan keputusan penting selama konferensi
Daerah Istimewa Yogyakarta pernah menjadi tempat pertemuan beberapa negara yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi. Pertemuan ini akhirnya menjadi asal usul nama Jalan Colombo, yang terletak di Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.
Pertemuan ini dinamakan Konferensi Colombo Plan yang dihelat tahun 1950-an. Sebagai tuan rumah, saat itu DIY dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwana IX dan Paku Alam VIII menjabat . Yuk cari tahu apa itu Colombo Plan!
1. Pendiri dan tujuan Colombo Plan
Colombo Plan adalah organisasi antarpemerintah yang awalnya didirikan negara Persemakmuran Inggris seperti Inggris, India, Australia, Selandia Baru, Kanada, Sri Lanka (Ceylon pada saat itu), Selandia Baru, dan Pakistan pada 1951. Lalu di tahun 1959, pertemuan diadakan di Indonesia yang bertempat di Jogja bernama Konferensi Colombo Plan XI.
Tujuan diadakannya pertemuan tersebut untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan sosial untuk negara yang ada di Asia dan Pasifik. Dilansir laman dpad.jogjaprov.go.id, sebanyak 150 orang wakil delegasi 21 negara, berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Birma, Jepang, India, Pakistan, Indonesia, Kamboja, Muang Thai, Laos, Philipina, Srilangka, Singapura, Kalimantan Utara, Serawak, dan beberapa peninjau serta jurnalis dari dalam dan luar negeri.
2. Asal-usul nama Jalan Colombo di Jogja
Konferensi ke-sebelas ini berlangsung pada 26 Oktober-14 November 1959, bertempat di Gedung Pantja Dharma atau yang sekarang sebagai Gedung Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Antusias pemerintah daerah dan masyarakat cukup tinggi. Bahkan, Sultan HB IX beserta Paku Alam VIII menjabat sebagai ketua dan wakil ketua panitia, karena dinilai berpengalaman mengadakan konferensi internasional.
Untuk memenuhi kebutuhan penginapan dan berbagai fasilitas lainnya, didirikan perumahan, kolam renang, sampai lapangan tenis di Demangan. Selain itu juga dibangun jalan untuk menghubungkan kompleks tersebut menuju Gedung Pantja Dharma di Sekip UGM sebagai lokasi konferensi. Jalan tersebut kemudian dikenal sebagai Jalan Colombo sampai saat ini.
3. Kegiatan peserta dan hasil Konferensi Colombo Plan XI
Rangkaian kegiatan yang dilakukan selama konferensi antar lain, pameran yang diikuti negara peserta hingga kunjungan ke beberapa obyek wisata, seperti Parangtritis, Borobudur, dan Kopeng. Mereka juga berkunjung ke Lembaga Rehabilitasi Penderita Tjatjat (LRPT) di Surakarta.
Sedangkan beberapa hasil putusan penting dari konverensi ini di antaranya, memperpanjang masa kerja Colombo Plan sampai tahun 1966, dan terpilihnya Jepang sebagai tuan rumah Konferensi Colombo Plan XII pada tahun 1960.
Peristiwa bersejarah tersebut saat ini menjadi Arsip Memori Kolektif Bangsa (MKB) pada 2025 dan disetujui pada 6 Mei 2025. Dari laman ugm.ac.id, keselurahan arsip yang diajukan sebagai MKB berjumlah lebih dari 80 berkas yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, ditambah arsip foto dan video, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta 2 berkas, Puro Pakualaman 2 berkas, serta Perpustakaan dan Arsip UGM 2 berkas. terdiri tekstual hingga arsip foto.