Kulon Progo, IDN Times - Gawai saat ini bukanlah barang mewah. Siapa pun bisa memakai dan memilikinya, tak terkecuali anak-anak yang tentunya membawa dampak positif maupun negatif. Dan, salah satu efek dari gawai di tangan usia yang belum tepat ini adalah menurunkan angka literasi di tengah masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, setidaknya ada 1,15 juta penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta huruf, dan sebagian berasal dari kelompok usia produktif. Hal ini tentu disayangkan mengingat tidak ada keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan kemampuan literasi. Hal senada disampaikan oleh Muhammad Sidqi Irsyadi, pegiat komunitas Mraen Mimpi yang menyadari bahwa anak-anak kini lebih suka menggulir layar ketimbang membalik lipatan kertas.