Gempa Jogja 27 Mei 2006 (Twitter.com/nannoboyss)
Mengutip sejumlah sumber, beberapa kawasan di Jawa Barat memang termasuk kawasan rawan gempa, begitu juga dengan Cianjur. Ini karena kawasan tersebut berada di atas sesar Cimandiri. Gempa kali ini pun disebabkan oleh pergeseran sesar tersebut.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran 2017 lalu, Sesar Cimandiri adalah sesar tua yang telah terbentuk sejak era orogenesis tahap II. Para peneliti juga menyebutkan bahwa sesar ini terus aktif dan membentuk tinggian purba antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri.
Sampai di Zaman Tersier Akhir, tektonik kompresi kembali terjadi sehingga sesar Cimandiri aktif kembali sebagai sesar naik meski menurut peneliti UGM, Muhammad Adis Suryo W 2018, sesar ini menimbulkan perdebatan. Meski begitu, peneliti dari UGM menemukan fakta bahwa sesar Cimandiri adalah sesar naik aktif yang menyebabkan gempa M3–5 dengan kedalaman <50km. Sesar Cimandiri yang masih aktif berada di Jawa Barat dan menjadi alasan terjadinya gempa bumi lain di daerah tersebut seperti di Tanjungsari, Bogor, Jawa Barat (1972), Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat (1973), Gandasoli, Sukabumi, Jawa Barat (1982), dan Sukabumi, Jawa Barat (2001).
Sementara, Yogyakarta juga termasuk daerah lawan gempa, baik gempa yang mungkin terjadi baik di darat maupun laut dengan tingkat bahaya yang sama. diketahui bahwa penyebab gempa Yogyakarta pada 2006 silam adalah sesar Opak.
Jalur patahan sesar Opak sulit untuk digali, tapi diketahui bahwa salah satu jalurnya berada di Kembangsongo, juga melewati di bawah Candi Prambanan. Sesar Opak juga jadi penyebab atas beberapa gempa lain di Yogyakarta seperti saat Oktober 2019 lalu dengan 3 kali gempa kecil yang terjadi dalam kurun waktu 4 hari.