Drone penyaring udara besutan mahasiswa UNY. Dok: istimewa
Lebih lanjut, Fatcul Solikhan memaparkan, alat ini sendiri dibuat menggunakan teknologi DT-Sense carbon monoxide sensor. Ini adalah sebuah modul sensor yang berbasiskan MQ-7 yaitu sensor yang bereaksi terhadap kadar gas karbon monoksida yang terdapat dalam udara.
"Drone ini juga dikembangkan menggunakan sensor karbon monoksida dalam perakitannya," katanya.
Fatcul menjelaskan, pada tahapan perakitan sensor meliputi pemasangan sensor, supercapasitor dan komponen-komponen lain yang dibutuhkan pada sebuah PCB. Selain itu, perakitan drone juga dilakukan pada air purifier yang telah dibuat. Untuk pemasangan air purifier pada drone sendiri akan disesuaikan, di mana air purifier terdapat pada sisi atas badan drone.
"Perakitan alat dimulai dari memasang frame karbon, lalu memasang brushless pada keempat sisi motor drone sekaligus menyesuaikan Electronic Speed Control (ESC) pada motor dan memasangnya," paparnya.
ESC kemudian dihubungkan ke flight control. Pasang buzzer dan receiver, tingkatkan frame drone menjadi 2 tingkat, pasang modul MQ-7 dan superkapasitor, memasang fan exhaust/kotak air purifier yang dilengkapi adsorben yang sudah dibuat serta memasang propeler pada motor brushless.