ilustrasi jembatan (pexels.com/Pixabay)
Sebenarnya pembangunan jembatan bisa saja terjadi jika tidak mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. Namun, jika demikian, maka ada risiko yang harus dirasakan. Sejauh ini, sejumlah pertimbangan penting membuat pembangunan jembatan yang menghubungan Eropa dan Afrika belum bisa dilakukan.
Pertimbangan pertama adalah karena Selat Gibraltar memiliki kedalaman 900 meter dengan kondisi bawah laut terdiri dari batuan keras dengan arus yang kencang sehingga akan menghambat konstruksi. Oleh karena itu, jika sebuah jembatan dibangun akan berisiko mengalami kerusakan dan tidak bertahan lama. Dari segi ekonomi, hal ini akan membutuhkan biaya pembuatan dan pemeliharaan yang lebih besar, seperti dilansir Express.
Di sisi lain faktor cuaca juga menjadi bahan pertimbangan. Selat Giblartar seringkali diterpa angin kencang dan cuaca buruk. Ditambah, di selat ini aktivitas seismik terjadi secara aktif di mana terjadi pertemuan lempeng Afrika dan Eurasia sehingga memiliki risiko tinggi gempa bumi. Dengan demikian, pembangunan jembatan berskala besar harus dipikirkan secara matang.
Terakhir, Selat Gibraltar adalah jalur transportasi yang ramai dilalui kapal-kapal dari berbagai negara. Oleh sebab itu, pembangunan jembatan takutnya akan mempengaruhi lalu lintas transportasi. Tentu saja ini juga akan berdampak pada jalur perdagangan yang terjadi di selat ini.
Jadi sudah jelas, ya, kalau pembangunan jembatan di Selat Gibraltar untuk menghubungkan Eropa dan Afrika tidak bisa dilakukan karena kedalamannya yang dalam sehingga membutuhkan biaya besar. Sebenarnya ada rencana juga untuk membangun terowongan dasar laut, namun sampai sekarang belum jelas perkembangannya.