Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita dan pria sedang berpelukan (pexels.com/Nicole Michalou)

Intinya sih...

  • Saat mengalami kebahagiaan luar biasa, otak bisa kewalahan mengelola emosi, sehingga sistem limbik bekerja ekstra keras dan melepaskan reaksi fisik berupa air mata.
  • Tangisan di momen bahagia menjadi semacam pelampiasan saat kata-kata tak cukup untuk menggambarkan perasaan, sehingga otak memilih cara paling langsung: menangis.
  • Tangisan saat bahagia juga bisa jadi bahasa nonverbal untuk berkomunikasi dengan orang sekitar, memfasilitasi komunikasi lewat ekspresi yang dapat dimengerti secara universal.

Pernah mengalami momen super bahagia sampai air mata jatuh begitu saja? Misalnya saat akhirnya lulus setelah perjuangan panjang, atau waktu ketemu orang tercinta setelah lama gak berjumpa. Rasanya campur aduk, dan tanpa sadar air mata justru jadi pelengkap kebahagiaan.

Fenomena ini memang kelihatan aneh, tapi justru itu yang bikin manusia unik. Menangis bukan cuma soal kesedihan, tapi juga bisa jadi cara otak mengekspresikan hal-hal besar yang sulit dijelaskan. Supaya lebih paham, mari lihat bagaimana otak bekerja saat tangisan bahagia itu muncul.

Editorial Team

Tonton lebih seru di