Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bangkai motor yang terbakar tergeletak usai terjadi kericuhan di Babarsari, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/7/2022). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Intinya sih...

  • Babarsari, Depok, Sleman disebut "Gotham City" karena sering terjadi kerusuhan dan bentrokan antarkelompok.
  • Julukan tersebut semakin kuat karena banyak insiden kerusuhan, mulai dari 2007 hingga bulan Juli 2022.
  • Kehadiran tempat hiburan malam yang ramai dan peran media sosial memperkuat stigma negatif Babarsari sebagai "Gotham City".

Babarsari, sebuah kawasan di Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kerap dijuluki "Gotham City" oleh masyarakat lokal dan nasional. Julukan ini tentu gak muncul begitu saja, lho. Sebagai informasi, dalam komik Batman, Gotham City digambarkan sebagai kota yang penuh dengan konflik, kejahatan, dan kekacauan. Lantas, kenapa Babarsari Jogja disebut Gotham City, ya?

Nah, artikel ini akan membahas alasan mengapa Babarsari mendapat julukan ini dan mengapa label tersebut menjadi semakin kuat saat ini. Selamat membaca!

1. Asal usul julukan "Gotham City" untuk Babarsari

Bangkai motor yang terbakar tergeletak usai terjadi kericuhan di Babarsari, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/7/2022). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Julukan “Gotham City” bukan tanpa sebab disematkan pada Babarsari, lho. Kawasan ini dikenal sebagai tempat yang kerap mengalami kerusuhan dan bentrokan antarkelompok, terutama antar komunitas pendatang dan penduduk lokal. Sejak beberapa dekade terakhir, Babarsari menjadi pusat berbagai bentrokan etnis yang sering dipicu oleh perbedaan kepentingan sosial dan ekonomi. Beberapa insiden kerusuhan besar bahkan telah terjadi di daerah ini, dan setiap kali ada bentrokan, nama Babarsari selalu muncul sebagai lokasi yang penuh dengan konflik.

Dimulai dari kerusuhan antar mahasiswa perguruan tinggi swasta dari luar Yogyakarta pada tahun 2007. Jadi, salah satu kelompok yang berasal dari luar DI Yogyakarta mendatangi sebuah kost di kawasan Tambakbayan, Babarsari. Ini mengakibatkan tiga orang alami luka bacok. 

Kemudian pada tahun 2012 dan 2018, Babarsari kembali masuk berita karena adanya bentrokan antara warga sekitar dan pendatang. Sebenarnya, kedua bentrokan ini muncul oleh beberapa orang saja, akhirnya gesekan pun timbul dan menyulut lebih banyak orang sampai bentrokan terjadi. 

Kerusuhan meledak kembali, pada tahun 2020, komunitas ojek online (ojol) yang bentrok dengan kelompok debt collector. Lagi dan lagi, peristiwa ini berasal dari konflik antara beberapa orang, yakni antara tukang ojek yang dihentikan oleh debt collector di jalan. Peristiwa ini pun melebar menjadi kerusuhan setelah para ojol mendatangi kantor debt collector. 

Akhirnya, kasus yang sangat viral pada bulan Juli 2022. Perseteruan terjadi di tempat karaoke karena adanya pengunjung yang enggan membayar. Ini pun memicu bentrok sesama warga, bahkan bentrokan ini sampai membakar toko mebel dan kerusakan beberapa ruko serta motor. Guys, karena nama Babarsari Jogja sudah terlanjur buruk, banyak yang mengira terjadi kerusuhan, padahal gak. 

Karena seringnya terjadi gesekan, Babarsari Jogja pun memperoleh julukan Gotham City, kota fiksi Batman yang isinya mayoritas penjahat. Oh iya, ada juga yang sengaja bikin plesetan Babarsari sebagai ‘Barbarsari’. 

Di samping itu, kawasan ini juga dikenal sebagai daerah dengan tempat hiburan malam yang ramai. Kehadiran berbagai tempat karaoke, kafe, dan pusat hiburan malam lainnya berkontribusi pada citra negatif Babarsari. Kehadiran tempat-tempat tersebut sering diiringi dengan keributan dan tindak kejahatan. Ini juga yang menyebabkan banyak orang memandang Babarsari sebagai kawasan yang kurang aman, mirip dengan Gotham City dalam dunia fiksi yang penuh dengan kriminalitas.

2. Sejarah dan latar belakang kawasan Babarsari

ilustrasi clubbing (pexels.com/rafaellevels)

Babarsari awalnya bukanlah kawasan padat penduduk seperti saat ini. Wilayah ini berkembang dari sebuah daerah yang dulunya berupa hutan sepi, menjadi kawasan yang ramai dengan pemukiman dan tempat usaha. Pada tahun 1965, banyak pengungsi dari Wonosari Gunung Kidul yang datang dan menetap di Babarsari akibat wabah penyakit pes yang melanda wilayah asal mereka. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, Babarsari berkembang menjadi kawasan yang ramai dan kompleks.

Sejak tahun 2000-an, Babarsari mulai dikenal sebagai pusat kerusuhan dan bentrokan, terutama antara pendatang dan warga setempat. Di masa lalu, dua rumah bordil di kawasan ini sudah mengukir citra negatif yang akhirnya berubah menjadi pusat bisnis hiburan modern seperti kafe dan tempat makan. Akan tetapi, transformasi ini gak sepenuhnya menghapuskan citra buruk Babarsari di mata masyarakat, lho. Bukannya terhapus, kesan menakutkan Babarsari sebagai kawasan dengan kehidupan malam yang rawan konflik makin terasa.

3. Pengaruh media sosial dalam menyebarkan julukan "Gotham City"

Anggota polisi melakukan olah tempat kejadian perkara kericuhan di Babarsari, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/7/2022). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial mempunyai peran besar dalam memperkuat stigma "Gotham City" untuk Babarsari. Setiap kali terjadi keributan atau bentrokan di kawasan ini, berita tersebut dengan cepat menyebar di media sosial dan memicu diskusi publik. Banyak pemakai media sosial yang menggunakan istilah “Gotham City” sebagai respons terhadap berita kerusuhan yang terjadi, karena nama ini sudah populer dan familiar di kalangan masyarakat.

Gak dapat dipungkiri bahwa media sosial berperan dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap Babarsari. Tagar-tagar terkait Babarsari sering menjadi tren di platform seperti X dan Instagram, dan banyak pengguna membagikan pengalaman atau pandangan mereka tentang kawasan ini. Julukan “Gotham City” semakin melekat di benak masyarakat berkat media sosial yang memperbesar setiap insiden kecil yang terjadi di Babarsari dan menyebarkan berita negatif ke publik yang lebih luas, deh.

4. Persepsi masyarakat terhadap julukan "Gotham City"

Anggota polisi melakukan olah tempat kejadian perkara kericuhan di Babarsari, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/7/2022). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Sebenarnya gak semua warga Babarsari setuju dengan julukan ini, karena gak semua warga Babarsari juga terlibat dalam kerusuhan atau tindak kejahatan. Banyak warga setempat yang hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati satu sama lain. Mereka merasa bahwa julukan “Gotham City” gak sepenuhnya mencerminkan kehidupan sehari-hari di kawasan tersebut. Banyak warga yang meyakini bahwa mayoritas kerusuhan disebabkan oleh pendatang dari luar Babarsari, yang hanya datang untuk bekerja, belajar, atau berbisnis, bukan oleh penduduk asli.

Ahli-ahli sosiologi dari Universitas Gadjah Mada berpendapat bahwa label ini kurang menggambarkan keseluruhan situasi di Babarsari. Menurut mereka, Babarsari adalah kawasan yang dinamis dengan kehidupan sosial yang beragam. Akan tetapi, media cenderung menyoroti sisi negatif Babarsari, sehingga masyarakat hanya mengenal daerah ini dari sudut pandang kerusuhan dan konflik. Padahal, di balik itu semua, Babarsari adalah kawasan yang memiliki potensi sosial dan ekonomi yang besar serta dinamika masyarakat yang kompleks.

Kenapa Babarsari Jogja disebut Gotham City memang gak bisa lepas dari sejarah panjang tentang konflik dan kerusuhan yang di daerah tersebut. Kehadiran tempat hiburan malam dan keanekaragaman penduduk yang kompleks semakin memperkuat persepsi masyarakat akan Babarsari sebagai kawasan yang penuh dengan konflik, mirip dengan kota fiksi Gotham dalam komik Batman. Guys, di balik semua stereotip yang ada, Babarsari tetap memiliki potensi dan dinamika sosial yang menarik untuk dikembangkan, kok!

Editorial Team