Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
spesies baru anggrek di Kalimantan (Phytotaxa/Wendy A. Mustaqim)
spesies baru anggrek di Kalimantan (Dok. Phytotaxa/Wendy A. Mustaqim)

Intinya sih...

  • Penemuan spesies baru anggrek Bulbophyllum bukitrayaense di Gunung Bukit Raya Kalimantan

  • Identifikasi morfologi bunga membedakan spesies baru dengan spesies lain

  • Bulbophyllum bukitrayaense hidup secara epifit pada batang pohon berlumut di ketinggian 1.320 mdpl

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati mencakup flora dan fauna yang sangat tinggi. Terdapat setidaknya 6000 spesies anggrek dari total 35.000 spesies yang telah terindentifikasi di dunia.

Baru-baru ini, spesies baru anggrek ditemukan di hutan raya Kalimantan. Penemuan ini menambah jumlah daftar spesies anggrek yang ada di Indonesia.

Temuan baru ini telah diakui secara global dan resmi dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Internasional Phytotaxa pada 9 Mei 2025. Berikut adalah perjalanan ditemukannya spesies baru anggrek di Kalimantan.

1. Awal Mula Penemuan

lokasi penemuan spesies baru anggrek (Dok. Phytotaxa/Yuda R Yudistira)

Pada Juli 2024, dilakukan sebuah ekspedisi keanekaragaman hayati di Gunung Bukit Raya yang difasilitasi Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Perjalanan ini menghasilkan penemuan satu spesimen anggrek yang diduga merupakan jenis Bulbophyllum.

Anggrek spesies baru ini kemudian diberi nama Bulbophyllum bukitrayaense, sesuai dengan nama tempat penemuannya.

Genus Bulbophyllum sendiri merupakan kelompok tumbuhan dari famili anggrek yang memiliki sekitar 2.000 spesies. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan dengan keanekaragaman paling tinggi di dunia. Pulau Kalimantan sendiri tercatat memiliki hampir 300 spesies Bulbophyllum.

2. Identifikasi Lanjut Dilakukan pada Spesimen

penampakan bunga spesies baru anggrek (Dok. Phytotaxa/Yuda R Yudistira)

Spesies baru anggrek kemudian diidentifikasi lebih lanjut, terutama pada bentuk morfologi bunganya. Hal ini karena bentuk bunga merupakan salah satu hal yang dapat membedakan antara spesies satu dengan yang lain.

Bulbophyllum bukitrayaense secara morfologi mirip dengan B. scabrum Vermeulen & Lamb karena keduanya memiliki permukaan bawah labelum (bibir bunga) dengan gelombang tepi yang saling mendekat. Namun, spesies baru ini memiliki beberapa perbedaan, yaitu:

  • Labelum-nya memiliki perbandingan panjang terhadap lebar yang lebih besar dibandingkan pada B. scabrum.

  • Bagian atas labelum tampak kasar dan berkerut, berbeda dengan B. scabrum yang tampak halus

  • Ovarium (bakal buah) ditutupi oleh lapisan berbintil kasar (papillose-muriculate), sedangkan pada B. scabrum permukaannya halus.

Spesies ini juga mirip dengan B. ovalifolium, tetapi setelah diidentifikasi keduanya memiliki perbedaan:

  • Memiliki labelum berbentuk seperti roket, berbeda dengan B. ovalifolium yang berbentuk elips hingga telur.

  • Terdapat gelombang tepi yang mendekat pada permukaan bawah labelum, sedangkan B. ovalifolium tidak memiliki gelombang tepi.

  • Mahkota samping (petal) berbentuk telur, sedangkan pada B. ovaliofolium berbentuk lonjong.

  • Ovarium ditutupi oleh lapisan berbintil kasar, sedangkan B. ovaliofolium tidak memiliki lapisan pelindung

Berdasarkan perbedaan bentuk morfologi bunga pada kedua spesies yang mirip, maka diputuskan bahwa spesies yang baru ditemukan di Bukit Raya Kalimantan tersebut – yang selanjutnya diberi nama Bulbophyllum bukitrayaense – adalah spesies baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.

3. Habitat dan Ciri Khas Bulbophyllum bukitrayaense

bentuk tanaman dan ciri khas spesies baru anggrek (Dok. Phytotaxa/Yuda R Yudistira)

Hingga saat dilakukan identifikasi, anggrek endemik Bulbophyllum bukitrayaense diketahui hanya dapat ditemukan di Gunung Bukit Raya. Anggrek jenis ini hidup secara epifit (menempel, tetapi tidak bersifat parasit). Inangnya berupa batang pohon berlumut yang tumbuh di hutan pegunungan pada lereng dekat area puncak pada ketinggian 1.320 mdpl.

Anggrek jenis ini memiliki ciri khas berupa tumbuhan dengan pseudobulb (umbi semu) yang relatif besar dibandingkan ukuran keseluruhan tanaman, menempel pada rizoma (akar rimpang), dan bunga dengan mahkota bunga (petal) dan labelum (bibir bunga) yang utuh tanpa tonjolan melintang di bagian pangkal. Labelum-nya juga menyatu dengan petal.

Di tengah-tengah krisis iklim di bumi dan berkurangnya spesies flora dan fauna langka, penemuan spesies baru anggrek ini menjadi angin segar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Adanya penemuan ini tentu membuka peluang baru bahwa Indonesia masih menyimpan banyak spesies lain yang belum pernah dikenali sebelumnya.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team