Jamu Beras Kencur (Keras) (commons.wikimedia.org/Mallory Cessair)
Dilansir laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), jamu merupakan sebuah minuman herbal yang dibuat dari berbagai rempah-rempah yang berguna untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghilangkan penyakit. Kegiatan meramu jamu sendiri sudah ditemukan sejak jaman kejayaan kerajaan Hindu-Buddha.
Menurut laman Google Arts & Culture, data artefaktual pada relief Karmawibhangga yang berara di Candi Borobudur abad VIII (pada panel 19), terpahat gambar seorang laki-laki sakit yang memperoleh pijatan di bagian kepala, serta digosok bagian perut sampai dada. Di sisi lain, ada yang membawa mangkuk berisi ramuan yang dipercaya berupa racikan jamu untuk diminum.
Bahkan pada beberapa relief turut memperlihatkan aneka jenis tanaman seperti nagasari, pinang, jamblang, pandan, kecubung yang keberadaannya kerap digunakan sebagai bahan untuk meracik jamu. Relief dengan gambaran serupa pun dapat ditemukan di candi Prambanan, Penataran, Sukuh dan Tegawangi (Karsiati, 2017).
Sebelum dikenal dengan nama jamu, racikan herbal ini lebih dulu dikenal dengan sebutan oesada atau jampi yang kedua kata tersebut, ada dalam naskah Gatotkaca Sraya yang ditulis oleh Mpu Panuluh di era Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri (Sukini, 2018). Namun jampi berubah menjadi jamu kala minuman tersebut dibawa keluar keraton dan menyesuaikan strata sosial.