ilustrasi bersikap saling menghargai (pexels.com/Muhammad Syahroyni)
Meski perkembangan teknologi sudah merambah ke kehidupan sosial hingga memengaruhi cara berkomunikasi masyarakat, gethok tular tetap dijalankan. Hal ini sesuai dengan tipe masyarakat yang senang berkumpul, menjalin relasi akrab dengan pertemuan langsung di suatu tempat.
Kondisi ini seperti prinsip hidup orang Jawa yaitu selaras, rukun, dan saling menghargai. Endraswara dalam bukunya Etika Hidup Orang Jawa, menjelaskan bahwa melalui kerukunan dan sikap hormat dalam berkomunikasi, dapat membuat masyarakat semakin bijak, ini membantu menjaga kestabilan diri dan orang lain.
Magnis Suseno dalam buku Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, juga menjelaskan bahwa rukun artinya berada dalam kondisi selaras dengan lainnya, tercipta rasa damai dan punya dorongan untuk saling membantu.
Gethok tular adalah salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Jawa dalam hal berkomunikasi sehari-hari. Menggunakan pendekatan personal, informal, dan saling percaya. Tak hanya sebagai media penyampaian pesan, ini sekaligus memperkuat hubungan baik antara satu orang dengan lainnya. Masyarakatnya semakin kompak dan saling hormat, serta berpuaya menjaga lisannya saat berbicara.