Jalan di antara bambu (pexels.com/Satoshi Hirayama)
Sebagai salah satu jenis rumput yang tumbuh dengan sangat cepat, dari beberapa studi menunjukkan bahwa bambu menghasilkan oksigen lebih banyak dari pohon pada umumnya.
The International Bamboo and Rattan Organization (INBAR) mengatakan bahwa perkebunan bambu jenis Moso yang dikelola dengan baik bisa menyerap CO2 lebih banyak dari pohon cemara China yang luasnya sama. Studi lainnya yang dilakukan di Columbia menunjukkan bahwa jenis bambu berumpun tropis Guadua bisa menghasilkan 58 persen lebih banyak oksigen daripada pohon.
Tidak hanya itu, seorang ahli terkemuka botani bambu dan budaya komersial dari India, Dr. Barathi, melalui penelitiannya menunjukkan bahwa jenis bambu tropis Bambusa balcooa bisa menyerap 88 ton karbon dioksida per hektar per tahub. Bambu menyimpan 24 ton karbon dan melepaskan 64 ton oksigen per hektar per tahun.
Dari beberapa penelitian itu menunjukkan bahwa bambu bisa menjadi salah satu oksigenator maupun solusi bagi kebutuhan manusia menghirup udara yang bersih untuk bernapas.