Fakta dan Sejarah SMA Taruna Nusantara Magelang Alumninya Jadi Menteri

Intinya sih...
- Ada lima menteri yang merupakan alumni SMA Taruna Nusantara, termasuk Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
- Sejarah sekolah ini berawal dari ide Jenderal LB Moerdani pada tahun 1985 di Yogyakarta
- SMA Taruna Nusantara awalnya hanya menerima laki-laki sebagai siswa, namun mulai tahun 1996 menerima siswa putri.
SMA Taruna Nusantara yang berlokasi di Magelang adalah salah satu sekolah unggulan di Indonesia. Beberapa alumni sekolah yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah ini menjadi publik figur hingga menteri.
Di Kabinet Merah Putih, terdapat lima menteri yang merupakan alumni SMA Taruna Nusantara, yaitu:
- Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
- Sugiono Menteri Luar Negeri
- Sudaryono Wakil Menteri Pertanian
- Prasetyo Hadi Menteri Sekretaris Negara
- Teddy Indra Wijaya Sekretaris Kabinet
Sejarah SMA Taruna Nusantara berawal sejak tahun 80-an di Pendopo Taman Siswa, Yogyakarta. Penasaran bagaimana kelanjutannya, yuk simak latar belakang terbentuknya sekolah ini.
1. Berawal dari Pendopo Taman Siswa dan visi Jenderal LB Moerdani
Dikutip laman SMA Taruna Nusantara, ide pendirian sekolah berawal dari Jenderal LB Moerdani yang saat itu sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan. Pada tanggal 20 Mei 1985 di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta, Jenderal LB Moerdani menginginkan sebuah sekolah yang lulusannya dapat melanjutkan cita-cita para Proklamator.
Demi melanjutkan harapan tersebut, dibuatlah nota kesepakatan yang melibatkan TNI dan Taman Siswa sebagai organisasi pendidikan pertama di Indonesia. Kemudian didirikan Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). Lembaga tersebut tidak hanya sebagai kristalisasi dari visi Jenderal Moerdani, selanjutnya turut mengawasi proses pelaksanaan sekolah ini.
2. Diresmikan tahun 1990, selama 6 tahun hanya menerima siswa laki-laki
SMA Taruna Nusantara diresmikan tahun 1990, lima tahun setelah Moerdani mengemukakan visinya. Tepatnya pada tanggal 14 Juli, SMA Taruna Nusantara diresmikan Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Jenderal Try Sutrisno.
Sekolah tersebut berdiri di atas tanah milik Akademi Militer seluas 18,5 hektare yang letaknya tak jauh dari Akademi Militer (Akmil). Lokasi tersebut kemudian dibagi-bagi menjadi asrama siswa, komplek akademis, dan kompleks perumahan pamong serta guru.
Selama 6 tahun pertama atau tepatnya sampai tahun 1996, SMA Taruna Nusantara hanya menerima laki-laki sebagai siswa dengan jumlah 245 orang. Lalu di tahun ajaran baru tahun 1996, LPTTN mengeluarkan kebijaksanaan baru dengan menerima angkatan putri pertama sebanyak 70 orang. Untuk menunjang perubahan besar ini, area sekolah diperluas menjadi 23 hektare.
3. Memberikan beasiswa kepada siswanya sampai tahun 2001
Untuk menarik minat bibit unggul dari berbagai daerah, LPTTN menawarkan beasiswa penuh kepada siswa yang diterima. Dikutip laman Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara, dana beasiswa ini adalah dukungan dana dari TNI. Para tenaga pengajar atau yang saat itu disebut pamong, turut mendapat gaji serta fasillitas lainnya.
Sayangnya, akibat krisis ekonomi dan perubahan politik di tahun 1997, LPTTN mengalami kesulitan keuangan. Di tahun 2001 akhirnya menghentikan kebijakan beasiswa penuh ini. Sekarang hanya siswa terpilih dan kesulitan keuangan yang mendapatkan beasiswa.
4. Bukan sekolah ikatan dinas dan tak menggunakan kurikulum kemiliteran
Banyak pertanyaan mengenai ikatan dinas SMA Taruna Nusantara, jawabannya adalah tidak. SMA ini berstatus swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan (YPPSDP) Kementerian Pertahanan.
Apakah lulusan SMA Taruna Nusantara menjadi taruna? Jawabannya juga tidak, meski sebagian lulusannya memilih karier kemiliteran.
Meski sering disebut sebagai sekolah semi-militer, kurikulum yang digunakan sama dengan sekolah lainnya di Indonesia, yaitu dibuat oleh Kementerian Pendidikan. Nah sekarang sudah tahu kan mengenai fakta dan sejarah SMA Taruna Nusantara.