Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi angkringan di Jogja (IDN Times/Nindias Khalika)

Pernah mendengar kata "dagadu" dan "dab"? Ini merupakan salah satu kosakata dari bahasa gaul Jogja yang dikenal sebagai boso walikan (bahasa kebalikan). 

Seperti apakah boso walikan ini dan bagaimana menggunakannya? Simak fakta-faktanya berikut ini!

1. Sejarah boso walikan

Ilustrasi Tugu Pal Putih Yogyakarta (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Boso walikan terbentuk dari aksara Jawa yang susunannya dibalik. Bahasa gaul ini mengalami masa kejayaan di tahun 1980-an hingga 1990-an.

Menurut Paniradya Kaistimewan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lembaga yang mengurusi program keistimewaan DIY, boso walikan konon sudah ada sejak masa penjajahan. Bahasa ini dipakai para pejuang sebagai bahasa terenkripsi untuk mengecoh mata-mata Belanda.

Sumber lain menyebutkan bahwa bahasa gaul ini juga pernah digunakan oleh para preman agar gerak-geriknya tidak diketahui oleh otoritas Orde Baru. Lama-lama boso walikan malah menjadi bahasa gaul anak muda Jogja.

2. Rumus boso walikan Jogja

Editorial Team

Tonton lebih seru di