Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi Muhammad

Acara dilakukan selama tujuh hari berturut-turut

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan melaksanakan rangkaian peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan menggelar Hajad Dalem Sekaten. Pelaksanaannya berlangsung mulai hari ini, Kamis (21/9/2023) selama tujuh hari hingga Kamis (28/9/2023). Berikut adalah runtutan upacara sekaten dan filosofinya yang menarik buat kamu ketahui!

1. Miyos Gangsa

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi Muhammadmiyos gongso (instagram.com/must_yudhi)

Sekaten memiliki serangkaia acara yang saling berkaitan. Dimulai dengan Miyos Gangsa, yakni mengeluarkan dua duplikat gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo dari Keraton menuju Masjid Gedhe Kauman. Kedua gamelan tersebut diketahui sebagai gamelan sakral yang dimiliki oleh keraton.

Bunyi dari gamelan tersebut, adalah penanda acara sekaten dimulai. Diikuti kedatangan utusan Sri Sultan Hemengkubuwono yang membawa udik-udik, berisi beras kuning, logam, dan bunga setaman yang ditempatkan pada sebuah wadah untuk diberikan pada masyarakat.

2. Numplak Wajik

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi MuhammadUpacara Numplak Wajik (dok. kratonjogja.id)

Prosesi selanjutnya adalah numplak wajik. Mengutip laman kratonjogja.id, upacara ini menandai dimulainya proses merangkai gunungan, simbol sedekah raja kepada rakyat. Proses persiapan gunungan sudah dilakukan sejak dua bulan sebelum agenda garebeg, tapi untuk pembuatannya baru dimulai sebulan sebelumnya.

Numplak Wajik dilaksanakan pada sore hari, setelah Ashar atau sekitar pukul 15.30 WIB dan bertempat di Panti Pareden Kilen yang berada di pojok barat daya Plataran Kemagangan. Biasanya, upacara tersebut dipimpin oleh Putri Dalem atau saudari Sri Sultan yang ditunjuk.

Kedatangannya melalui Regol Kemagangan diiringi oleh gejog lesung yang dimainkan oleh abdi dalem. Lesung yang terbuat dari gelondongan kayu besar dipukul dengan alu sehingga menghasilkan musik yang dipercaya dapat menolak bala.

Baca Juga: Hajad Dalem Sekaten Keraton Yogyakarta Digelar 7 Hari, Ini Jadwalnya 

3. Mbusanani Pusaka

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi MuhammadJamasan pusaka Keraton Yogyakarta (kratonjogja.id)

Mbusanani Pusaka biasanya dilakukan di Gedhong Jene dan dipimpin oleh mantu dalem keraton. Di saat inilah semua pusaka yang ada di ruang penyimpanan Keraton Yogyakarta akan dikeluarkan untuk dirawat dan diganti kain pelindungnya sebagai persiapan Garebeg Maulud.

4. Bethak

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi MuhammadBudaya Jogja

Masih dalam rangkaian acara sekaten, selanjutnya adalah prosesi bethak yang dilakukan di Bangsal Sekar Kedhaton. Dipimpin oleh Permaisuri Dalem atau permaisuri setelah mendapatkan pusaka Nyai Mrica dan Kanjeng Kyai Blawong dari Sri Sultan.

Menurut jurnal karya Pratisara, Devina. "Grebeg Maulud Yogyakarta sebagai Simbol Islam Kejawen yang masih Dilindungi oleh Masyarakat dalam Perspekif Nilai Pancasila" Jurnal Pancasila, No.2 (2020):19, pusaka ini berbentuk periuk atau kendil yang digunakan untuk menanak nasi sebanyak tujuh kali bersama putri-putrinya beserta kerabat keraton perempuan lainnya. Nasi yang dimasak dalam proses bethak, akan diserahkan kepada Sri Sultan pada pesowanan di keesokan harinya.

5. Kundhur Gangsa

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi MuhammadMasjid Gedhe Kauman (Dok: dpad.jogjaprov.go.id)

Kembalinya gamelan Kanjeng Kiai Gunturmadu dan Kanjeng Kiai Nagawilaga dari Pagongan Masjid Gedhe ke dalam keraton adalah tanda berakhirnya upacara sekaten. Prosesi diawali dengan hadirnya Sultan di Pelataran Masjid Gedhe hari Kamis malam untuk menyebar udik-udik.

Udik-udik berisi beras, bunga, dan uang logam akan disebar di Pagongan Kidul. Selesai menyebar udik-udik, Sri Sultan akan duduk di serambi Masjid Gedhe untuk mendengarkan riwayat Nabi Muhammad.

6. Pesowanan Garebeg

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi Muhammadinstagram.com/kratonjogja

Pesowanan Garebeg merupakan prosesi di kagungan dalem bangsal kencana. Dalam prosesi ini, nasi yang telah dimasak saat prosesi bethak dan berada di pusaka Nyai Mrica akan diberikan kepada Sri Sultan untuk dibuat bulatan-bulatan kecil, yang akan diletakkan dalam pusaka Kanjen Kyai Blawong yang berbentuk piring besar.

Nasi yang telah telah dikepal tersebut, nantinya akan diberikan kepada permaisuri dalem, pakualam, dan abdi dalem keraton.

Baca Juga: Upcara Adat Sekaten: Sejarah, Makna, Persiapan, dan Pantangan

7. Kundur Gunungan Bromo

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi MuhammadGunungan Grebeg. IDN Times / Febriana Sinta

Kundur Gunungan Bromo atau kutug menjadi prosesi yang paling ditunggu. Nantinya akan ada tujuh gunungan yang diarak dari Bangsal Sitinggil, Alun - Alun Utara dan ke Pakualaman.

Gunungan Bromo diarak bersama Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Darat, Gunungan Pawuhan, dan Gunungan Lanang melewati Alun-Alun Utara.

Satu Gunungan Lanang dibawa ke Kepatihan, satu lagi dibawa menuju Puro Pakualaman, dan sisanya dibawa bersama gunungan lain ke Masjid Gedhe dengan arak-arakan yang dikawal oleh barisan Bregada Prajurit Keraton untuk didoakan. Setelah itu Gunungan Bromo dibawa kembali masuk ke dalam keraton untum dibagikan 

8. Garebeg Maulud

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi MuhammadVakum selama 2 tahun akibat COVID-19, kegiatan Grebeg Syawal tahun ini kembali diadakan(Instagram/humasjogja)

Garebeg Maulud adalah acara terakhir atau pungkasan dari serangkaian acara satu kesatuan dengan sekaten. Garebeg memiliki arti miyos atau waktu di mana Sultan keluar untuk membagikan gunungan bagi rakyatnya.

Di saat inilah orang-orang akan tumpah ruah berebut gunungan yang dipercaya membawa berkah dari Sultan. Dalam pembagian gunungan tersebut terjadi perebutan oleh masyarakat dan dilempar oleh abdi dalem, maka itu disebutlah garebeg.

9. Bedhol Songsong

Rangkaian dan Arti Upacara Sekaten Peringati Kelahiran Nabi Muhammadwikimedia.commons.org

Penutup rangkaian sekaten adalah bedhol songsong. Ini adalah upacara berupa gelaran wayang kulit selama semalam suntuk yang diadakan di bangsal pagelaran. Sri Sultan akan mengutus abdi dalem dalang wayang kulit untuk memberikan siraman rohani kepada masyarakat.

Baca Juga: Mengenal Raja Pertama Peletak Cikal Bakal Kota Yogyakarta di Sekaten

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya