Mengenal Panggung Krapyak, Tempat Sri Sultan HB I Berburu Rusa

Menjadi bagian sumbu filosofi yang sarat makna

Dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta yang membentang dalam satu garis lurus, terdapat Panggung Krapyak yang jika ditarik ke utara digambarkan sebagai tempat kelahiran atau rahim dari seorang ibu, dewasa, lalu menikah.

Namun, tahukah kamu apa fungsi Panggung Krapyak dan siapa yang membangunnya? Biar tak penasaran lagi, yuk, simak sejarah singkatnya berikut ini!

1. Tak jauh dari keraton, bangunan Panggung Krapyak telah berusia ratusan tahun

Mengenal Panggung Krapyak, Tempat Sri Sultan HB I Berburu RusaPanggung Krapyak (navigasi-budaya.jogjaprov.go.id)

Panggung Krapyak berlokasi tak jauh dari Keraton Jogja, yakni hanya berkisar 2 KM. Dilansir laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Panggung Krapyak dibangun oleh Sri Sultan HB I pada tahun 1760. Konon, awalnya kawasan Krapyak adalah sebuah hutan yang banyak rusa atau menjangan.

Keluarga Kerajaan Mataram Islam cukup gemar bertualang dan berburu, termasuk Prabu Hanyokrowati yang merupakan putra Panembahan Senopati. Prabu Hanyokrowati diketahui meninggal saat sedang menekuni hobi berburunya pada tahun 1610 hingga diberi gelar Panembahan Seda Krapyak.

2. Panggung Krapyak sebagai fasilitas sultan dan keluarga saat berburu

Mengenal Panggung Krapyak, Tempat Sri Sultan HB I Berburu Rusainstagram.com/ahmadmudatsir

Mengutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Panggung Krapyak dibangun sebagai fasilitas Sultan dan keluarga saat berburu rusa. Panggung Krapyak pun menjadi tempat berlindung dari binatang buas karena sekitarnya yang masih berupa hutan lebat.

Selain itu, Panggung Krapyak juga diduga pernah menjadi tempat perlindungan bagi prajurit Mataram saat ada pertempuran. Dari Panggung Krapyak tersebut, prajurit bisa mengetahui dan memberi sinyal kepada Keraton akan datangnya musuh dari arah Selatan.

Baca Juga: Mengenal Sumbu Filosofi Yogyakarta, Warisan Dunia UNESCO  

3. Bentuknya mirip kubus dan pernah rusak akibat gempa

Mengenal Panggung Krapyak, Tempat Sri Sultan HB I Berburu RusaPanggung Krapyak. instagram.com/nyonyokecil

Bentuk Panggung Krapyak bisa dikatakan unik karena mirip kotak dengan ukuran luas 17,6 meter x 15 meter dan tinggi 10 meter. Dindingnya berbahan batu bata merah yang dilapisi semen sehingga cukup kokoh.

Panggung Krapyak sendiri terdiri dari dua lantai dengan bagian atas atau atap merupakan tempat terbuka yang dibatasi pagar pada keempat sisinya, dan digunakan sebagai tempat berburu binatang. Sementara bagian bawah terbagi atas empat ruangan yang terhubung dalam lorong-lorong.

Panggung Krapyak pernah rusak akibat gempa 2006 silam. Meski begitu, kini telah direnovasi hingga berbentuk seperti sedia kala.

4. Krapyak sebagai simbol dari 'yoni'

Mengenal Panggung Krapyak, Tempat Sri Sultan HB I Berburu Rusakebudayaan.kemdikbud.go.id

Dilansir laman Dispertaru Kota Jogja, kata Krapyak menurut kepercayaan masyarakat Jawa, terutama di kalangan Keraton Yogyakarta, dipercaya sebagai tempat roh-roh suci yang atas izin Allah dihembuskan ke dalam calon bayi yang berada dalam kandungan Ibu.

Oleh karena itu, Panggung Krapyak adalah simbol dari "yoni", wanita, atau bagian tubuh manusia yakni rahim. Sementara pertemuan antara Wiji yang diambil dari kata nama Kampung Mijen atau benih, dengan Tugu Pal Putih yang menggambarkan "lingga" di utara Keraton Yogyakarta, melambangkan awal proses kelahiran manusia.

Baca Juga: Tugu Golong-Gilig, Cikal Bakal Tugu Putih yang Jadi Ikon Yogyakarta 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya