Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret pelatihan pembuatan eco enzim oleh dosen UNY (uny.ac.id)
Potret pelatihan pembuatan eco enzim oleh dosen UNY (uny.ac.id)

Intinya sih...

  • Eco enzim dan sabun herbal sebagai solusi atas menumpuknya limbah organik

  • Berperan pada pertumbuhan ekonomi dengan mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi

  • Pelatihan pengolahan eco enzim yang mudah diikuti siapa saja untuk meningkatkan kemandirian masyarakat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Tim Pengabdian dari Departemen Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, yang beranggotakan Prof. Dr. Eli Rohaeti, Dr. Suwardi, dan Dini Rohmawati, belum lama ini melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dalam skema PkM Penugasan Guru Besar dan Dosen Struktural Tahun 2025. Kegiatan tersebut dilakukan bersama mitra dari Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM Jogja) dan masyarakat sekitar Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, tim melakukan pendampingan kepada warga dalam membuat produk ramah lingkungan berupa eco enzim dan sabun herbal. Produk-produk ini dibuat dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang masih memiliki potensi ekonomi. Selain bernilai jual tinggi dan mudah dipasarkan, produk ini diniatkan agar dapat dikembangkan sebagai usaha mandiri oleh masyarakat.

1. Menawarkan solusi atas menumpuknya limbah organik

Ilustrasi gunungan sampah (unsplash.com/@filmbetrachterin)

Sebagai informasi, eco enzim adalah fermentasi limbah dapur yang organik seperti dari ampas sayuran, buah, gula, dan lain sebagainya. Kegunaannya beragam, mulai dari untuk pupuk, pembersih alami, pengusir hama, dan lain-lain. Sedangkan keunggulan utama dari eco enzim dan sabun herbal ini terletak pada sifatnya yang memiliki daya antibakteri dan antijamur yang sangat kuat.

Dikutip dari laman uny.ac.id, Eli Rohaeti selaku ketua tim menjelaskan kalau situasi dan permasalahan mitra yang perlu dicarikan solusinya antara lain banyaknya limbah yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan oleh mayoritas warga masyarakat.

Limbah menjadi masalah bagi masyarakat karena belum mengetahui cara pengolahan limbah. Akhirnya, limbah akan berakhir menjadi pencemaran lingkungan dan memicu terjangkitnya penyakit. Limbah yang dihasilkan rumah tangga pun banyak macamnya, bisa berupa minyak goreng bekas, sisa buah-buahan, dan sisa bagian sayur-sayuran yang tidak dikonsumsi.

Terlebih, kini adanya pembatasan jenis dan jumlah limbah yang dapat dibuang oleh warga masyarakat kota Yogyakarta ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Piyungan, yang akhirnya membuat warga membuang limbahnya disekitar lingkungannya.

2. Tidak hanya mengurangi pencemaran, tapi berperan pada pertumbuhan ekonomi

ilustrasi uang (unsplash.com/Alexander Mils)

Pembuangan limbah akhirnya tak hanya menjadi pencemaran lingkungan. Ada permasalahan lain yakni seputar perekonomian.

“Padahal limbah tersebut masih dapat diolah menjadi bahan bernilai ekonomi, seperti minyak goreng bekas dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan sabun, limbah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat difermentasi menjadi eco enzim sebagai bahan aditif dalam pembuatan sabun," tutur Eli dilansir dari laman resmi UNY.

Menurut Eli, salah satu peluang yang bisa didapat dari eco enzim dan sabun herbal yaitu menjadi wirausaha. Alasannya sederhana, karena kedua hal tersebut kini menjadi kebutuhan semua orang di dunia. Alih-alih dibiarkan jadi penyakit, limbah sayuran dan buah-buahan dapat diolah melalui alat dan metode sederhana yang nantinya menjadi eco enzim yang selanjutnya dapat dijadikan bahan baku untuk membuat sabun herbal dengan aroma terapi.

3. Pengolahan eco enzim yang mudah diikuti siapa saja

Potret pelatihan pembuatan eco enzim oleh dosen UNY (uny.ac.id)

"Dari hal tersebut perlu dilakukan pelatihan tentang pengolahan limbah minyak goreng dan limbah sayur-sayuran serta limbah buah-buahan menjadi suatu material yang memiliki nilai ekonomi," ujarnya.

Eli pun menjelaskan bahwa pelatihan ini akan mudah diikuti karena menggunakan bahan-bahan yang gampang ditemukan di sekitar serta berbiaya rendah, dengan peralatan yang sederhana. Dan dari kegiatan wirausaha memproduksi eco enzim dan sabun herbal tadi, diharapkan mampu menumbuhkan semangat kewirausahaan dan meningkatkan kemandirian di kalangan masyarakat, yang pada akhirnya menjadi solusi dan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan kondisi ekonomi mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team