Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dosen dan Mahasiswa FMIPA UGM Kembangkan Alat Deteksi Keaslian Produk

Kuwat Triyana dan tim kembangkan Elto. IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Guna mengidentifikasi kehalalan produk, Dosen Fisika FMIPA UGM sekaligus peneliti di Institute of Halal Industry and System (IHIS), Kuwat TriyanaTriyana bersama dengan tim mahasiswa pascasarjana Fisika UGM yaitu Shidiq Nur Hidayat, Trisna Julian serta Aditya Rianjanu mengembangkan alat multi fungsi berupa lidah elektronik (electronic tongue) atau disebut ELTO.

Selain bisa digunakan untuk mengidentifikasi kehalalan produk, alat ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi keaslian dan kualitas produk makanan secara cepat, akurat, dan portable.

1. Alat bekerja layaknya lidah manusia

Kuwat Triyana dan tim kembangkan Elto. IDN Times/Siti Umaiyah

Kuwat mengungkapkan, alat besutannya bisa digunakan sebagai metode untuk membuktikan keaslian produk-produk makanan seperti kopi luwak dan zam-zam, mendeteksi kontaminasi produk dan kehalalannya, deteksi cepat narkotika dan lainnya.

Dia menerangkan, cara kerja elto ini layaknya lidah manusia, yang mana bisa menganalisa berbagai macam rasa seperti pahit, asin, asam, manis, dan gurih atau umami.

"Elto dibuat dengan komponen utama berupa larik sensor rasa sebagai elektroda kerja, elektroda referensi, sistem akusisi data, dan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dihubungkan ke komputer atau ponsel cerdas Android secara nirkabel, " terangnya pada Jumat (17/1).

Alat ini diklaim sebagai lidah elektronik terkecil yang ada hingga saat ini. Untuk mendukung portabilitas, alat ini menggunakan sumber energi berupa satu baterai lithium 3.500 mAH yang bisa bertahan hingga 14 jam untuk penggunaan secara kontinu.

2. Tidak lebih dari dua menit hasil sudah bisa dilihat

Kuwat Triyana dan tim kembangkan Elto. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Kuwat, cara pengoperasian Elto tergolong cukup mudah, sampel produk yang akan dideteksi cukup  dilarutkan atau diseduh dengan air atau alkohol tergantung sifat sampelnya. Selanjutnya ujung larik sensor dicelupkan ke dalam larutan sampel tersebut selama 1-2 menit. Proses data dilakukan berbasis kecerdasan buatan hingga dengan mudah diambil sebuah keputusan atas sampel tersebut.

“Hasilnya tidak lebih dari 2 menit sudah bisa dilihat di layar komputer atau perangkat berbasis Android apakah produk tersebut asli atau tidak, halal atau tidak, serta tingkatan kualitas tertentu," katanya.

Tidak hanya mampu mendeteksi secara cepat, keakuratan Elto juga mencapai 98%. Selain itu, alat ini juga bersifat portable, yang dapat terhubung secara nirkabel dengan perangkat berbasis Android dan komputer bahkan dapat terhubung ke jaringan internet. Dengan begitu memungkinkan untuk dibawa dan digunakan untuk melakukan tes di berbagai tempat secara langsung berbasis IoT.

“Alat lain yang ada dipasaran, produk luar negeri, memiliki dimensi yang besar seukuran meja sehingga tidak bisa dipindah tempatkan dengan mudah. Sedangkan sistem akuisisi data dari Elto memiliki dimensi hanya 105x73x35 mm,” ungkapnya.

3. Tahun ini akan distandarisasi

Kuwat Triyana dan tim kembangkan Elto. IDN Times/Siti Umaiyah

Kuwat mengungkapkan, alat ini sudah dikembangkan sejak 2016 silam dan telah menghabiskan biaya penelitian sekitar Rp200 juta. Rencananya tahun ini Elto akan distandarisasi, sehingga di tahun 2021 diharapkan bisa segera diluncurkan dan diproduksi secara massal untuk aplikasi tertentu.

“Nanti kalau sudah produksi massal bisa lebih murah lagi. Kalau produk impor itu dipasarkan per unitnya Rp2,5 miliar, maka Elto kurang dari Rp25 juta,” terangnya.

Tidak hanya untuk mendeteksi keaslian produk, Elto juga mampu mendeteksi kualitas produk. Misalnya teh hitam dan kakao, bisa diketahui kualitasnya apakah masuk tingkatan premium, sedang, atau rendah.

Ke depan, alat ini akan dikembangkan tidak hanya untuk industri makanan, tetapi juga untuk kepentingan diagnosis medis dan industri farmasi seperti deteksi penggunaan narkoba, tembakau gorila, deteksi penyakit, dan sebagainya.

Share
Topics
Editorial Team
Siti Umaiyah
EditorSiti Umaiyah
Follow Us