Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Depok Expo 2025 (IDN Times/Bonaventura Sigit/bt)
Depok Expo 2025 (IDN Times/Bonaventura Sigit/bt)

Intinya sih...

  • Ribuan warga memadati Stadion Maguwoharjo Sleman untuk menghadiri Depok Expo 2025 yang diikuti 56 SD/MI dan TK se-Kapanewon Depok.

  • Acara ini dimeriahkan dengan senam massal dan flashmob oleh 3.000 siswa, serta pameran inovasi pendidikan seperti roket air dan maskot sekolah.

  • Selain edukasi, tersedia 50 stand kuliner dan wahana permainan anak, menjadikan expo ini ramah keluarga dan penuh inspirasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Ribuan warga tampak memadati Stadion Maguwoharjo Sleman dalam gelaran Depok Expo 2025 yang digelar pada Sabtu (2/8/2025). Meski cuaca cukup terik sejak pagi hingga siang, antusiasme pengunjung tidak surut. Anak-anak, orang tua, guru, dan masyarakat umum turut menyemarakkan ajang pameran pendidikan tahunan ini.

Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB ini menjadi panggung bagi 56 sekolah SD/MI dan perwakilan TK se-Kapanewon Depok untuk menampilkan potensi terbaik mereka, lengkap dengan bazar, panggung seni, dan berbagai wahana edukatif yang menarik perhatian pengunjung dari berbagai kalangan.

1. Pameran potensi sekolah hingga roket air dan maskot burung

Booth SD Negeri Babarsari (IDN Times/Bonaventura Sigit/bt)

Depok Expo 2025 menghadirkan ragam kreasi dari sekolah-sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah. Setiap booth dihiasi dengan identitas khas sekolah, mulai dari poster edukatif, karya seni siswa, hingga demo teknologi sederhana. Misalnya, SD Negeri Babarsari memamerkan roket air, sementara SD Teruna Bangsa menghadirkan maskot burung yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung cilik.

Para guru juga terlihat aktif menyambut pengunjung di setiap stan, membagikan informasi, serta menunjukkan inovasi pembelajaran yang telah diterapkan di sekolah mereka. Ajang ini menjadi ruang terbuka untuk saling berbagi inspirasi di antara para pendidik dan keluarga siswa.

2. Ribuan siswa senam massal dan flashmob Jogja Istimewa

ilustrasi siswa SD/MI se-Kapanewon Depok (IDN Times/Bonaventura Sigit/bt)

Salah satu momen paling meriah adalah senam massal yang melibatkan 3.000 siswa SD/MI se-Kapanewon Depok. Diikuti oleh Flashmob Jogja Istimewa, ribuan siswa bergerak serentak di tengah lapangan, menciptakan gelombang energi positif yang menyatukan semua peserta, dari siswa hingga guru pendamping.

Gerakan senam dilakukan dengan semangat, diiringi musik khas Jogja, menjadi simbol harmoni dalam keberagaman yang menjadi semangat utama acara ini. Para pengunjung pun ikut menyemangati dari tepi lapangan, tak sedikit yang merekam momen langka ini sebagai kenang-kenangan.

3. Edukasi, kuliner, dan wahana permainan ramaikan expo

Stand kuliner di Depok Expo 2025. (IDN Times/Bonaventura Sigit/bt)

Selain pameran pendidikan, acara ini juga menyuguhkan wahana edukatif mulai dari edukasi satwa, transportasi, kebencanaan, hingga pertahanan negara. Tak ketinggalan, 50 stand kuliner yang menyajikan jajanan lokal turut menggoda lidah pengunjung, menjadi pelengkap di tengah padatnya kegiatan.

Untuk anak-anak, tersedia wahana permainan seperti kereta dino, kuda tunggang, hingga dino ride yang tak pernah sepi antrean. Spot-spot ini menjadi tempat bersantai sekaligus bermain sambil belajar, menjadikan Depok Expo 2025 sebagai acara yang ramah untuk seluruh anggota keluarga.

Depok Expo 2025 bukan sekadar pameran tahunan, melainkan perayaan kolaborasi dunia pendidikan dan masyarakat dalam satu ruang yang terbuka, inklusif, dan penuh semangat. Di tengah tantangan zaman digital, acara ini menjadi pengingat pentingnya pertemuan langsung sebagai media silaturahmi dan berbagi inspirasi antar elemen pendidikan.

Dengan tema “Dadya Jalma Kang Utama”, Depok Expo 2025 menjadi panggung nyata bagi upaya membangun generasi unggul sejak pendidikan dasar. Kegiatan ini membuktikan bahwa ketika dunia pendidikan, keluarga, dan masyarakat bersatu, maka ruang belajar tidak lagi terbatas pada kelas—melainkan tumbuh di tengah kehidupan itu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team