Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Deddy Corbuzier (upnyk.ac.id)
Deddy Corbuzier (upnyk.ac.id)

Intinya sih...

  • Bela Negara bisa dimulai dari hal sederhana, seperti belajar dengan baik dan membantu orang lain.

  • Media sosial menjadi tantangan baru dalam upaya menjaga kedaulatan bangsa.

  • Generasi muda diharapkan memanfaatkan teknologi untuk persatuan bangsa dan tidak terpecah belah oleh informasi yang salah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi, Deddy Corbuzier, menjadi pembicara dalam acara Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2025/2026 UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Senin (11/8/2025). Di hadapan 6.031 mahasiswa baru, ia menyampaikan pesan untuk mengobarkan semangat Bela Negara.

Deddy menegaskan bahwa sikap Bela Negara tidak selalu identik dengan angkat senjata. Ia mengajak mahasiswa memanfaatkan potensi dan keahlian mereka untuk menjaga kedaulatan bangsa, termasuk melalui tindakan positif di kehidupan sehari-hari.

1. Bela Negara bisa dimulai dari hal sederhana

Ilustrasi bendera merah putih (unsplash.com/Bisma Mahendra)

Dalam pesannya, Deddy mencontohkan bentuk Bela Negara yang bisa dilakukan mahasiswa.

“Kalau Anda bertanya apa yang bisa anda lakukan? Banyak sekali. Anda belajar di sini menjadi mahasiswa yang baik, mendapatkan nilai yang baik itu sudah Bela Negara. Kalau Anda sukses kemudian membantu orang lain itu sudah Bela Negara. Anda tidak menyebarkan hoaks dari media sosial sudah Bela Negara,” ujarnya dilansir laman resmi UPNVY.

2. Media sosial menjadi tantangan baru

ilustrasi media sosial (pexels.com/Viralyft)

Deddy mengingatkan bahwa ancaman terhadap bangsa kini berubah seiring perkembangan teknologi. Menurutnya, propaganda di media sosial menjadi salah satu bentuk ancaman modern yang harus diwaspadai.

“Zaman sekarang ini, ancamannya sudah bukan lagi bom, senjata, atau tembakan. Ancamannya sekarang adalah netizen, hoaks, adu domba, penggiringan opini, itu lawan kita semua sekarang,” ujar pria yang pernah menjadi Duta Komponen Cadangan (Komcad) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tersebut.

3. Gunakan teknologi untuk persatuan bangsa

UPN Yogyakarta (four.upnyk.ac.id)

Ia juga mengajak generasi muda memanfaatkan media sosial secara positif agar tidak terpecah belah oleh informasi yang salah.

“Jadi, kalau zaman dahulu penjajah Belanda gagal memecah belah negara Indonesia, jangan sampai generasi kita terpecah belah juga oleh komunikasi yang salah, berita yang salah, opini yang salah, dan masukan dari orang yang salah,” imbuhnya.

Pada akhir pidatonya, Deddy menekankan peran mahasiswa sebagai penerus perjuangan bangsa.

At the end of the day kalian yang akan meneruskan perjuangan Bangsa Indonesia, baik atau buruknya ini adalah tanah yang kalian pijak, ini adalah negara kita Indonesia. Jadi, kita jaga kedaulatannya dan kita menyerahkan masa depan Indonesia di tangan kalian semua,” tegasnya.

Selain Deddy, hadir pula Direktur Bela Negara, Brigjen TNI G. Eko Sunarto, serta Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Hermawan, yang merupakan alumni Jurusan Manajemen FEB UPNVY. Acara ini juga menandai dimulainya Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) 2025 yang berlangsung dari 11 hingga 17 Agustus 2025.

PKKBN tahun ini mengusung tema “Mewujudkan Generasi Unggul dengan Semangat Bela Negara dan Beretika melalui Kampus Berdampak untuk Menyongsong Indonesia Emas”. Tema ini menekankan bahwa PKKBN bukan sekadar pengenalan kampus, melainkan pembentukan karakter, integritas, dan visi kebangsaan bagi mahasiswa baru.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team