ilustrasi pasangan pengatin adat (unsplash.com/firman fatthul)
Penerapan ngelmu titen yang masih dilakukan pada zaman sekarang adalah weton, yaitu perhitungan hari kelahiran seseorang yang didasarkan pada penanggalan Jawa. Weton sudah lama digunakan masyarakat Jawa untuk beragam keperluan, salah satunya adalah menentukan hari pernikahan.
Dalam jurnal Analisis Bentuk dan Makna Perhitungan Weton pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang (Kajian Antropolinguistik) yang ditulis Simamora, dkk disebutkan, bahwa perhitungan weton bertujuan untuk menentukan apakah kedua calon pengantin memiliki takdir baik atau tidak jika bersatu membangun rumah tangga.
Perhitungan ini sekaligus untuk mencari hari baik bagi calon pengantin laki-laki dan perempuan untuk melangsungkan pernikahan. Proses hitungnya dilakukan secara cermat, sehingga dilakukan oleh orang yang dianggap ahli dalam hal ini.
Meski zaman telah berubah, namun tradisi ini masih lestari di beberapa wilayah Jawa, sebagai salah satu upaya orangtua yang ingin anaknya menikah dapat hidup langgeng dan bahagia karena mendapatkan pasangan yang cocok.
Prinsip cocog dan ngelmu titen gak sekadar ramalan, tapi juga sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman hidup para leluhur. Ilmunya berkembang dari kebiasaan yang diamati secara berkala, dicatat, direnungkan mendalam, dan diamalkan ke berbagai aspek kehidupan.
Ada banyak manfaat baik dari prinsip Jawa ini, yaitu menjadi salah satu usaha agar seseorang terhindar dari keburukan. Intinya adalah selaras, waspada, dan cermat sebelum bertindak. Belajar dan memahami tentang pola hidup masa lalu, dapat membantumu semakin bijak dan mampu merasakan harmoni kehidupan.