Cerita Zahra, Gadis Yatim Piatu yang Diterima Kuliah Gratis di FKH UGM

- Zahra, anak yatim piatu diterima kuliah gratis di FKH UGM
- Semangat pendidikan dari keluarga sederhana yang menjunjung tinggi nilai pendidikan
- Minat pada dunia hewan datang dari sang ibu dan momen kelulusan menjadi kenangan terakhir bersama sang ayah
- Harapan baru dan semangat menyongsong masa depan dengan berharap aktif dalam kegiatan kemahasiswaan
Pendidikan adalah warisan paling berharga yang ditinggalkan almarhum orang tua Fatimah Azzahra. Gadis asal Pasaman, Sumatera Barat, ini membuktikan bahwa ketekunan dan semangat tak mudah tumbang meski diterpa kehilangan. Di tengah duka mendalam setelah ditinggal kedua orang tuanya, Zahra berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) melalui jalur SNBT 2025.
Tidak hanya diterima di jurusan impiannya, Zahra juga mendapatkan subsidi UKT 100 persen dari UGM. Beasiswa ini menjadi penopang penting agar mimpinya tak terhenti di tengah jalan. “Rasanya luar biasa ketika tahu dapat UKT gratis. Saya sangat bersyukur, seperti beban saya terangkat. Ini adalah rezeki yang sangat besar,” kata Zahra, Selasa (15/7/2025) dilansir laman resmi UGM.
1. Semangat pendidikan dari keluarga yang sederhana

Zahra tumbuh dalam keluarga yang sederhana namun sangat menjunjung tinggi pendidikan. Ayahnya seorang guru SD dan ibunya merupakan mantan mantri hewan. Meski keduanya telah meninggal dunia, semangat mereka dalam menanamkan nilai pendidikan begitu melekat pada Zahra.
“Orang tua saya selalu bilang, pendidikan itu yang utama,” ungkapnya. Tak hanya dari orang tua, keluarga besarnya pun memberi dukungan penuh agar Zahra bisa terus sekolah hingga perguruan tinggi. Bahkan, tabungan orang tua disebutkan hanya boleh dipakai untuk pendidikan.
2. Minat pada dunia hewan datang dari sang ibu

Ketertarikan Zahra pada dunia kedokteran hewan bukan hadir secara kebetulan. Ia tumbuh dengan sosok ibu yang pernah menjadi mantri hewan. Dari situlah benih minat itu mulai muncul, meskipun ia sendiri mengaku tidak terlalu suka memelihara hewan.
“Minat saya terhadap kedokteran hewan dipengaruhi oleh kakak kedua saya... Selain itu, ibu saya dulunya adalah seorang mantri hewan,” ujar Zahra. Kini, ia bertekad melanjutkan semangat itu melalui pendidikan formal di FKH UGM.
3. Momen kelulusan jadi kenangan terakhir bersama sang ayah

Zahra mengingat dengan jelas saat ia membuka pengumuman kelulusan di tepi pantai, setelah menghadiri wisuda sang kakak. Suasana haru menyelimuti saat ia dinyatakan lolos di FKH UGM. “Kami semua langsung menangis. Bahkan kakak saya lebih dulu menangis daripada saya,” kenangnya.
Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung singkat. Tepat sehari sebelum daftar ulang, ayah Zahra meninggal dunia. Kepergian kedua orang tuanya dalam waktu yang berdekatan menjadi pukulan hebat. Meski begitu, Zahra tidak menyerah. Ia terus maju dengan bantuan beasiswa UKT penuh yang diterimanya dari kampus.
4. Harapan baru dan semangat menyongsong masa depan

Zahra kini tengah mempersiapkan diri untuk menempuh masa kuliah yang baru. Ia berharap bisa aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, terutama yang berkaitan dengan konservasi satwa liar. “Saya ingin agar bisa menjadi pribadi yang menyenangkan... dan bisa aktif mengikuti kegiatan mahasiswa,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan pesan untuk teman-teman yang merasa terhambat oleh keterbatasan ekonomi atau jarak dengan akses pendidikan. “Jangan pernah menyerah. Terus berusaha dan berdoa,” tegasnya.
Kakak pertama Zahra, Sylvie, turut merasakan kelegaan besar atas beasiswa yang diterima adiknya. “Setelah dapat pengumuman UKT 0 itu, Alhamdulillah kami bersyukur sekali,” ucapnya. Dengan tiga adik yang kini semuanya kuliah, bantuan tersebut meringankan beban besar yang sebelumnya ia pikul sendirian.
Zahra menjadi salah satu dari 120 mahasiswa baru FKH UGM yang diterima melalui jalur SNBT dan SNBP tahun 2025. Dari jumlah tersebut, FKH UGM mengalokasikan beasiswa penuh kepada 15 mahasiswa KIP dan 10 mahasiswa non-KIP. Kisah Zahra bukan hanya tentang perjuangan, tapi juga tentang harapan dan kepercayaan bahwa setiap mimpi bisa terwujud asal terus diupayakan.