Ilustrasi perempuan menangis (pexels.com/Kat Smith)
Saat Ki Ageng Mangir datang menemui sang mertua, ia disambut dengan sebuah tarub. Tarub tersebut dibuat pendek supaya senjata Ki Ageng Mangir, Baru Klinthing, tidak ikut dibawa masuk.
Ki Ageng Mangir pun akhirnya menemui sang mertua, yaitu Panembahan Senopati. Ia bersujud dihadapan mertuanya dengan maksud ingin bersungkem.
Namun, Panembahan Senopati justru membenturkan kepala Ki Ageng Mangir ke batu tempat ia duduk. Akibatnya, kepala dari Ki Ageng Mangir menjadi hancur seketika.
Pembayun yang melihat hal tersebut terjadi pada suaminya, langsung menangsi sejadi-jadinya. Tentunya karena Pembayun juga sangat mencintai suaminya tersebut.
Ki Ageng Mangir akhirnya dimakamkan di makam kerabat Mataram Kotagede. Untuk mengenangnya, tempat tinggal dari Ki Ageng Mangir dinamakan sebagai Desa Mangir.
Itulah cerita rakyat Ki Ageng Mangir yang tragis sekaligus menjadi awal mula dari Desa Mangir. Desa tersebut berada di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul.