Mahasiswa UGM manfaatkan cangkang sotong untuk cegah relaps gigi usai lepas behel. Dok: istimewa
Untuk membuat cangkang sotong menjadi CHA dilakukan melalui sejumlah proses. Tahap awal dilakukan pengecilan ukuran cangkang sotong menggunakan mortar. Tahap kedua dilakukan proses kalsinasi cangkang sotong menggunakan alat tanur dengan suhu 1.000 derajat Celsius selama lima jam. Setelah itu dilakukan pengayakan hasil kalsinasi dengan alat ayak 2 mess. Hasil yang didapat berupa serbuk kalsium oksida (CaO) lalu dilakukan titrasi sampai menjadi CHA.
Hasil sintesis diuji menggunakan uji X-Ray Diffractometer (XRD) untuk membuktikan struktur kristal suatu material. Lalu uji Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dilakukan untuk membuktikan karakterisasi gugus fungsinya sesuai carbonated hydroxyapatite.
Tak hanya itu, dalam penelitian ini mereka juga melakukan uji molekuler docking terhadap protein target yaitu RANK-RANKL, OPG, TGF β. Pengaruh carbonated hydroxyapatite terhadap protein target melalui moleculer docking dapat dilihat dari nilai afinitas energi pengikatan dan jumlah interaksi yang terjadi antara ligan dengan sisi aktif reseptor. Semakin kecil energi yang dibutuhkan maka semakin stabil kompleks enzim-ligan tersebut.
“Dari penelitian terbukti cangkang soto berhasil menjadi CHA,” tambah Aufa
Bondan berharap, penelitian yang dilakukannya bersama tim tidak hanya mampu mengurangi limbah cangkang sotong. Namun bisa memberikan daya guna cangkang sotong menjadi CHA yang lebih murah sehingga bisa menjadi dasar dalam pengujian klinis untuk mencegah kembalinya gigi ke posisi tidak rapi pasca perawatan behel gigi.